Monday, January 18, 2010

Mari merantau :p

Kadang suka "mellow" kalau harus kembali ke jakarta selepas dari Bandung. Dan ketika buka buku negeri 5 menara (yg belum sempat dibaca) ketemulah bait ini di halaman depannya, dari seorang ulama terkemuka pendiri mahzab Syafi'i, Imam Syafi'i. Hehe meskipun bukan di negeri orang seperti di bait ini, tapi rasanya bait ini cukup menyejukan hati, yah untuk berani berjuang dan terus menempa diri, dan percaya buah kerja keras dan kesabaran pasti akan manis :)

Orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Merantaulah, kau kan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang takkan dapat mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur takkan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia kan bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
dan Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika masih di dalam hutan

Friday, January 15, 2010

Cermin...


Hmm 24 tahun sudah diberi amanat hidup, 24 sperti satu putaran jam dinding, juga selayak 24 jam saja.. Pastinya waktunya untuk bercermin ke belakang agar refleksi ke depan lebih baik lagi. Ada artikel yang pas banget buat hari ini, artikel ini diketik ulang dari majalah Tarbawi edisi 24 tahun 2001. Semoga bisa jadi bahan perenungan buat kita semua…Selamat menjalani hari ini dan menyongsong masa depan semua :)

Hari itu Umar bin Khattab menangis. Terbayang lekat dipelupuk matanya, kisah masa lalunya sebelum Islam. Sebuah rentetan episode jahiliyah yang pahit dan sulit terlupakan. Air matanya mengalir deras saat teringat anak perempuannya yang ia kubur hidup-hidup. Suara anak itu serasa masih memanggilnya, sayup-sayup meminta belas kasihnya.

Peristiwa itu benar-benar menggoreskan pilu yang sulit dihapus. Sesaat sebelum terbenam dibawah tanah, anak itu masih bermain riang mengiringi ayahnya yang menggali tanah dengan susah payah. Bahkan setiap kali debu dan sisa galian mengotori janggut sang ayah, anaknyalah yang penuh kasih membersihkan debu-debu itu. Ia tak sedikitpun mengerti bahwa galian itu dibuat untuk dirinya. Segalanya berlalu cepat dan umarpun mencatat peristiwa itu sebagai bagian dari sejarah hidupnya dimasa jahiliyah.

Waktu terus bergulir. Enam tahun sesudah Rasulullah diangkat menjadi Rasul, benih keimanan tersemai di dalam hati Umar bin Khattab. Sejak itu ia menjadi salah satu pembela Islam yag paling tegas. Bahkan ia yang mengusulkan dimulainya era perjuangan secara terang-terangan. Bersama Hamzah dan Umar, kaum muslimim keluar ‘unjuk kekuatan’ dihadapan orang-orang Quraisy. Bahkan dimasa selanjutnya, ia manjadi sahabat agung, menjadi khalifah kedua, dan termasuk 10 sahabat yang dijamin masuk surga.

Ikrimah bin abu Jahal juga punya masa lalu. Anak tokoh besar Quraisy, Abu Jahal, itu tak kunjung masuk Islam. Bahkan hingga kota Mekkah, ditaklukkan oleh Rasulullah, ia tetap kukuh dengan kekafirannya. Ketika Rasulullah memutuskan bahwa termasuk salah satu yang harus dibunuh, Ikrimah melarikan diri. Akhirnya istri Ikrimah yang meminta agar Rasulullah memaafkan. Setelah mendapat jaminan dari Rasulullah, Ikrimah kembali dari pelarian lalu masuk Islam.

Saat menghadap Rasulullah itulah ia teringat apa yang telah ia lakukan pada masa lalunya. Karenanya ia ingin sekali menebus kesalahannya. Di hadapan Rasulullah, Ikrimah menyampaikan keinginannya, “Demi Allah, kalau umurku masih panjang, semua nafkah yang dulu aku keluakan untuk merintangi jalan Allah, akan aku lipat dari jumlah itu untuk berinfaq dijalan Allah.” Di kemudian hari ia mengisi hari-harinya dengan berislam secara baik. Ikrimah juga menjadi salah satu perawi hadits yang terkenal.

Seperti juga Umar, Ikrimah, dan para sahabat-sahabat Rasulullah yang lain, semua orang punya masa lalu, yang buruk maupun yang baik. Karena setiap langkah manusia adalah perilaku. Setiap kata yang terucap adalah perilaku. Segala tindakan yang dipilih adalah perilaku. Dan, segala yang telah kita lakukan akan tercatat dalam lembaran masa lalu kita. Setiap kita, setiap muslim, pasti punya masa lalunya sendiri. Yang menyedihkan ataupun yang menggembirakan. Masa lalu yang mungkin saja orang lain tidak pernah tahu. Bahkan orang yang sangat dekat sekalipun. Masa lalu yang hanya dirinya sendiri dan Allah saja yang tahu.

Seluruh yang pernah terjadi hanya bisa dilupakan, tetapi tidak akan pernah bisa dihapuskan atau dianggap tidak ada. Sebab ia telah terukir dalam sejarah peristiwa. Sesuatu yang pernah ada tidak mungkin dianggap tidak ada.

Tetapi bukan berarti masa lalu tidak punya manfaat. Justru keberadaannya menjadi sangat penting. Ia menjadi cermin bagi setiap orang untuk menata langkah hidupnya yang tersisa. Dalam Islam penghargaan fungsi masa lalu terletak pada dua hal mendasar.

Pertama, pada manfaatnya untuk tempat mengambil pelajaran. Artinya, manfaat masa lalu adalah untuk dijadikan tempat bercermin. Apa yang buruk dari masa lalu tidak boleh diulangi, sedang apa yang baik harus ditingkatkan. Pengalaman masa lalu adalah contoh konkrit dan bukti nyata dari bermacam ikhtiar. Masa lalu telah mengajarkan secara detail bagaimana orang gagal itu gagal, bagaimana orang sukses itu sukses, bagaimana orang sengsara itu sengsara.

Kedua, selain fungsi pelajaran, masa lalu menurut pandangan Islam adalah kumpulan anak tangga sejarah yang harus disambung dengan anak tangga yang baru. Hidup ini akan bergulir, dunia akan menjadi hidup, bila setiap generasi mengambil peran di zamannya masing-masing. Sebab dengan itu, ia telah menyambung masa lalu dengan sejarahnya hari ini. Sebab sejarah yang kita ukir hari ini akan mejadi masa lalu yang berharga bagi generasi sesudah kita. Begitu seterusnya.

Karenanya, jauh-jauh hari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam telah mengingatkan logika ini, ketika beliau bersabda, “Sesungguhnya sesudah kalian ada hari-hari yang menuntut kesabaran. Pada hari itu orang-orang yang teguh seperti yang kalian lakukan akan mendapat pahala 50 kali lipat dari kalian.” Para sahabat ingin menyakinkan, “Maksudnya 50 kali lipat dari pahala sesama mereka sendiri wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab, “50 kali lipat pahala kalian” (HR.Tirmidzi). surah ini memberi landasan tentang anak tangga sejarah tersebut. Bahwa ketika hari kesabaran yang dimaksud itu tiba, hendaknya setiap muslim bersabar, berpegang teguh jalan Allah, seperti para pendahulu mereka. Dengan kesabaran dan keteguhan itu, Allah menjadikan pahala yang lebih banyak daripada pendahulu mereka. Dan, itulah inti dari kesinambungan sejarah.

Masa lalu yang paling dekat untuk diambil pelajaran adalah masa lalu diri sendiri. Ini akan memiliki arti sangat penting. Pertama, bila yang tercermini dari masa lalu adalah keburukan , maka seorang muslim akan bisa merasakan betapa tidak enaknya keburukan dan betapa indahnya kebaikan. Betapa gelapnya kekufuran dan betapa bercahayanya keimanan. Umar bin Khattan berkata, “Tidak ada yang mengerti nikmatnya Islam orang yang tidak mengerti rasanya Jahiliyah.” Maksudnya, kenikmatan Islam orang yang pernah merasakan kejahiliyahan akan sangat mendalam. Tak berlebihan, bila Allah Ta’ala mengumpamakan masuk Islamnya Umar seperti orang yang hidup sesudah mati hatinya.

Ketika Umar masuk Islam turunlah firman Allah yang artinya,

Dan apakah orang yang telah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami beri padanya cahaya terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan ditenga-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita, yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikian Kami jadikan orang-orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am 122)
Setiap manusia sebenarnya mengerti dan mengenali tabiat dirinya. Dengan mengaca dan bercermin pada lembaran masa lalu, seseorang bisa melihat arah perjalanan hidup yang sedang ditempuhnya . ia bisa merasakan kearah mana pergeseran perjalanan hidupnya. Kearah yang lebih baik atau kearah yang lebih buruk..?

Kedua, bercermin pada masa lalu akan menyadarkan bahwa akibat dari seluruh pilihan hidup ini akan kembali kepada masing-masing orang. Setiap kita akan kembali pada Alah sendiri-sendiri. Allah Ta’ala berfirman, “sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan dibalakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, dan Kami telah melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan diantara kamu. Sungguh telah terhapuskan (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sekutu Allah).” (QS. Al An’am:6)

Segala pilihan hidup kita akan kembali kepada diri kita sendiri. Dan Allah Ta’ala menegaskan, “Sesunggahnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang, maka barangsiapa melihat (kebenaran itu) maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri. Dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu) maka kemudharatannya kembali padanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemeliharamu.” (QS. Al An’am:104).Orang yang mengerti bahwa dirinya tidak akan pernah diselamatkan oleh orang lain, tentu akan lebih peduli kepada dirinya sendiri. Kelak kita, siapapun kita, apapun marga kita, setinggi apapun derajat kita, akam memikul sendiri segala perilaku yang telah kita lakukan.

Ketiga, mengenang perjalanan yang telah lewat, akan memberikan motivasi untuk menambah amal-amal dan memperbanyak tabungan kebaikan. Sejujurnya, setiap orang bisa merabah-rabah, sejauh mana sebenarnya prestasi amal yang telah dibuatnya. Setiap kita bisa menghitung apa yang telah kita lakukan. Karenanya, Rasulullah mengabarkan kelak setiap orang yang mati dan hendak memasuki kuburan, bisa merasakan apa yang kira-kira yang akan dibalaskan untuk dirinya.

Bercermin pada masa lalu, bekerja keras pada hari ini, dan menata hari esok, hanyalah salah satu cara untuk menyiasati hidup ini sebaik mungkin. Sebab seperti yang telah dikabarkan oleh Rasulullah, setiap kita hanya akan menjadi salah satu dari 4 jenis orang. “Diantara manusia ada yang dilahirkan dalam keadaan beriman, lalu hidup sebagai orang mukmin, dan mati sebagai orang mukmin. Ada yang lahir dalam kekafiran, lalu hidup sebagai orang kafir, dan mati sebagai orang kafir. Ada yang lahir dalam keadaan beriman, hidup sebagai orang mukmin, dan mati sebagai orang kafir. Ada lagi yang lahir dalam kekafiran, hidup sebagai orang kafir, dan mati dalam keadaan beriman.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)

Al-baqillani mengutip sabda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassallam, “Sesungguhnya seorang mukmin itu berada diantara dua hal yang sangat menakutkan. Antara usia yang telah berlalu, ia tidak tahu apa yang diperbuat Allah terhadap usia yang telah lewat itu, dan antara usia yang tersisa, ia tidak tahu apa yang telah Allah tetapkan atas dirinya. Maka hendaklah setiap jiwa mengambil untuk dirinya sendiri. Dari dunianya untuk akhiratnya, dan dari masa mudanya untuk masa tuanya dan dari hidupnya untuk sesudah kematiannya. Demi Dzat yang jiwaku ada ditanganNya, tidak ada waktu sesudah kematian waktu untuk berusaha. Sesudah dunia tidak ada kehidupan kecuali surga atau neraka.

Monday, January 4, 2010

Pray, Eat, Love in My Verse

Tak terasa tahun cepat berganti, baru kemarin rasanya tahun baru 2009, sekarang sudah 2010 lagi. Baru kemarin rasanya mengalami apa, memiliki apa, bersama siapa, sekarang tidak mengalami itu, tidak memiliki itu, dan tidak bersama siapapun, ehehe what an implisit statement! :p

Bukan tipe yang suka pesta di malam t
ahun baru. Tapi malam tahun baru kali ini bisa menikmati keriaan dari jauh nan indah gemerlap. Di atap rumah teman di kawasan Jatiwaringin, malam itu kami bisa melihat pesta kembang api dari berbagai penjuru. Indah sungguh, dan betapa strategisnya posisi kami karena kembang api seolah mengelilingi kami dan juga terasa dekat. Pengalaman yang cukup mengesankan :). Ups, dan waktu terus berjalan bukan? waktunya meniti hari yang baru, cukup sudah tercengangnya. Dan tentunya memanjatkan do'a dan tafakur dalam hati bahwa tahun ini semoga lebih baik dari tahun yang lalu.

Let's PRAY...


Tahun baru 2010 ini kebetulan long-weekend. Mari berwisata kuliner :D
Yeap tanggal 1 januari dijadwalkan be
rwisata kuliner bersama Resty Yulidayani dan Meswati Fontianika (partner in crime, haha, no no partner in life :p). Disusun rencana akan menyusuri Es Podeng Setiabudi (yang akhirnya ke Soto Gebrak juga), Es Krim Ragussa, Bakoel Koffie dan Al-Safeer. Yang ternyata diselingi foto-foto di Istiqlal dan Taman Menteng, hehe.
Let's EAT...


Es Podeng dan Soto Gebrak
(Setiabudi, Depan SMA 3)
Es Podeng ini dijual dalam gerobak (terpisah lho ya dari Soto Gebrak, gerobaknya ada di depan Soto Gebrak). Sang empu keduanya mungkin sudah melakukan simbiosis mutualisme, dimana penikmat soto gebrak bisa menikmati es podeng juga di tempat Soto Gebrak.

Entah sebelumnya pernah makan es podeng atau tidak, tapi es podeng yang satu ini jempolan. Es podeng merupakan campuran dari sekoteng, kelapa muda, alpukat, kacang, tape, dan es krim. Es podeng ini bisa jadi suguhan penutup yang menyegarkan.
Teman makan es podeng kali ini yaitu Soto Gebrak Jangan har
ap ada ketenangan makan di rumah makan ini karena kerap terdengar suara keras, braaakk!!. Suara itu berasal dari bantingan botol kecap di atas papan kayu saat penjual meracik soto. Dari situ pulalah nama Soto Gebrak berasal, dari gebrak-gebrakan yang bisa menimbulkan berbagai sensasi. Bisa kesal, kaget pastinya, untuk yang ngantuk selamat karena anda pasti terjaga dan untuk yang latah selamat anda pasti menderita, haha. Slogannya pun tidak tanggung-tanggung menggelikan, yaitu “Senyum Boleh Marah Jangan”. Jadi tolong yang marah, segeralah baca slogan itu dan segera mengurut dada dan harap maklum.
Di Soto Gebrak ini makanan yang disajikan antara lain a
neka sop dan soto, seperti soto daging, soto ayam, soto campur jeroaan, soto combi daging ayam (maksudnya campuran antara daging sapi dengan daging ayam) dan rawon. Selain Soto Gebrak, ada juga menu sampingan yakni perkedel, sate telur muda, sate empal goreng, sate usus ayam goreng,sate udang goreng dan sate ati-ampela, dan emping.
Soal rasa cukup tasty (Bumbunya terasa dan gurih) dan worthed lah ya, tapi saya rasa yang lebih menjual ya sensasinya itu. Harganya
pun cukup terjangkau, di kisaran belasan ribu.

Es Ragusa (plus Juhi dan Asinan)

(Jalan Veteran I no. 10 Jakarta Pusat)

Next destination is Ragusa. Konon katanya tempat ini merupakan tempat es krim tertua di Jakarta. Pas sampai disana memang terjawab juga sih konon katanya itu. Saya pikir tempatnya akan seperti “tempat es krim” yang lux semacamnya, ternyata ketika masuk benar-benar bernuansa zaman dahulu (well saya ga mau juga bilang itu kuno, hehe). Bangunan bergaya Belanda (meskipun disebutkan Ragusa Es Italia) dilengkapi kursi rotan dan meja yang sederhana. Sekeliling dinding terpajang foto-foto hitam putih jaman dahulu dan ornament-ornamen antik. Pemilik tampak ingin mempertahankan nuansa antik dan tempo dulu. Tentu saja bukan sekedar menikmati nuansa tempo dulu, yang lebih penting adalah es krimnya. Jenis-jenis es krimnya unik-unik, ada spaghetti ice cream, banana split, special mix, cassata siciliana, tutti frutti, chocolate sundae, nougat, dsb. Kami sepakat untuk memesan spaghetti ice cream dan cassata siciliana. Jangan bayangkan es krim rasa spaghetti lho, disebut spaghetti karen desain bentuk es krimnya seperti spaghetti. Sedangkan cassata siciliana berbentuk seperti kue bolu berwarna warni, nah yang ini memang ada sisipan kue seperti bolu di tengahnya. Untuk spaghetti dan siciliana ini harganya kisaran 25-30 ribu. Rasanya?? Yummyy!!

Konon katanya lagi, es krim disini menggunakan bahan-bahan berkualitas mulai dari susu sampai bahan lainnya. Semuanya handmade bukan diambil dari pabrik jadi kualitas akan tetap terjaga. Bahkan es krim yang berasal dari Italia ini tidak menggunakan pengawet untuk tetap memperhatikan rasa dan kepuasan pelanggannya.

Tapi sayangnya, ada pengalaman yang kurang mengesankan disini. Yeah kami merasa dilayani dengan kurang ramah (galak deh sungguh) bahkan sempat pesanan kami hilang begitu saja sehingga harus menunggu cukup lama. Hmm apa ini produk pelayanan lama yang melengkapi kunonya bangunan yang tidak memperhatikan kualitas pelayanan? Kalau tidak ingat enaknya es krim Ragusa ini, ilfil juga sama kondisi tersebut. Baiklah, tak ada gading yang tak retak..

Sama seperti di es podeng dan soto gebrak sebelumnya, di ragusa juga ada simbiosis antar pedagang. Selain bisa menikmati es krim khas Itali, kita juga bisa menikmati jajanan tradisional yang terjaja tepat di depan Ragusa. Ada penjual otak-otak, Mie Juhi, dan Asinan. Harganya sekitar 10 ribu rupiah saja. Berhubung es krim selayak cemilan, jadi jajanan-jajanan itu lumayan untuk mengganjal perut. Mie Juhi ini unik juga ya (hehe mungkin karena pengalaman men-juhi pertama kali juga), jadi ada mie ditaburi bumbu kacang terus dilengkapi cumi tipis kering yang disebut Juhi. Nice!



Bakoel Koffie

(Cikini)

Coffee time :D. Melangkah masuk ke café ini hidung dan mata kita langsung dimanjakan oleh wangi biji kopi dan pemandangan benda-benda tua yang berhubungan dengan proses pembuatan, penggilingan dan penyeduhan kopi. Namanya yang kedahulu-dahuluan bukan tanpa maksud, hal ini merujuk pada sejarah bisnis keluarga yang dirintas sejak zaman belanda dulu.

Alkisah dahulu kala, ada warung bernama Tek Sun Ho di jantung kota Batavia. Ada seorang perempuan pribumi berkebaya yang menjadi pemasok keliling barang-barang yang dijual di toko milik Liaw Tek Siong itu. Suatu hari si ibu yang memanggul dagangannya di kepala ini mencoba menawarkan biji kopi kepada pemilik toko itu. Penasaran dengan biji yang masih asing itu, biji kopi itu coba-coba disangrai secara sederhana, kemudian diolah menjadi bubuk kopi dan dijadikan minuman olahan yang dicoba disajikan kepada pengunjung warung nasi. Ternyata belakangan masyarakat lebih senang menikmati kopi dibandingkan makan nasi. Maka fokus usaha menjadi usaha penggorengan kopi dan jadilah usaha penggorengan kopi pertama di Jakarta. Toko ini disebut juga Warung tinggi karena merupakan bangunan tertinggi di wilayahnya.

Kini warung Tek Sun Ho tinggalah kenangan. Barulah keturunan keempat dari Liaw Tek Siong mulai mengembangkan kedai kopi Bakoel Koffie di tahun 2001, bermula di jalan Barito. Nama Bakoel Koffie terinspirasi dari perempuan Jawa pemanggul kopi di atas.

Yang menarik disini, mereka menjajakan hanya biji lokal Indonesia. Ada 3 pilihan campuran biji kopi asli di Bakoel Koffie. Heritage 1969 merupakan campuran kopi lembut beraroma dalam. Black Mist campuran kopi Jawa dan Sumatera beraroma butter dan caramel. Dan Brown Cow campuran biji kopi Sumateran dan Jawa meawarkan aroma kacang-kacangan.(Sumber Seri Gaya Hidup Sehat, Passion of Coffee)

Saatnya pesan, timbang-timbangnya pun lama. Ingin mencoba kopi yang sudah ngeblend tapi ga mau kehilangan rasa dan aroma biji kopi yang asli. Dengan mengucap Bismillah, akhirnya pilih yang ngeblend. Senang sekali bahwa akhirnya kita tidak kecewa, biarpun sudah diblend dengan racikan lain, rasa biji kopinya tetap terasa kental, dan kami terpuaskan. Slrruuupp :D


Al Safeer

(Jl. Raden Saleh Raya No.15, Jakarta Pusat)

Nah sekarang mari bertualang ke Timur tengah :D. Di sekitar Raden Saleh ini memang banyak resto nuansa keArab-araban. Seperti resto yang satu ini, ga kalah kental suasana Timur tengahnya, dari mulai interior, café di luar dengan Sishanya dan lesehan kearab-araban. Disini konon yang terkenal kambing guling paket special. Tapi karena harganya yang lumayan, kita jadinya pilih menu lain saja. Untuk makanan beratnya kita pilih nasi Biryani, nasi porsi besar dengan potongan ayam besar di tengah piring. Bentuk berasnya lebih panjang dari beras kebanyakan. Selain itu kita juga pesan Salad Khas Yaman, jadi salad ini campuran yoghurt, potongan sayuran kecil2, dan bumbu2 khusus. Untuk minum, kita pilih poci teh nanas, yang well tentu saja beraroma nanas, hehe. Lumayan jadi pengalaman juga merasakan suasana dan makanan yang berbeda, karena jika menyengajakan untuk makan di sini hari-hari biasa yah tampaknya tidak :D


Next day this new year, road to Sukabumi

Road to Sukabumi ini dalam rangka perayaan cinta seorang sahabat dan berlibur juga tentunya. Berkumpul bersama teman-teman tumbuh kembang, yang banyak memberi arti dan sejuta tawa ;)

Karena kita ga dapat tebengan, betualang berkendaraan umum lah kita jadinya. Karena dianjurkan untuk tidak naik bis kesana, maka naiklah kereta Pakuan Ekspres Gambir-Bogor. Sayangnya datangnya kereta tidak seekspres namanya, telat satu jam kira-kira. Dan banyak juga ternyata peminatnya sampai puas berdiri dan memandang di balik kaca. Stasiun Bogor bangunannya klasik juga ya dan kita bertemu petugas-petugas kereta api nan baik hati yang ngebolehin kita numpang makan. Disantaplah bekal kasih sayang dari tante Ida :D

Perjalanan belum berakhir, setelah dari stasiun kita menuju terminal Bogor. Biarpun katanya Bogor “sejuta” angkotnya tapi suka kok dengan kota ini,hehe. Suka dengan kota kecil macam ini.

Dari terminal, kita naik elf (L300) ke Sukabumi, sempet mogok di tengah jalan, lalu ternyata perjalanan cukup panjang dan bergelombang, haha. Berhasil sudah membuat wajah kami seperti tambang minyak dan kucel. Yah tapi terbayar dengan sampai kesana bertemu teman-teman yang lain.

Hari ini wiskul berlanjut di Nasi Uduk Ungu :D. Bukan karena rasanya blueberry lho, tapi memang warnanya saja yang kreatif nan ungu.

Apa yang menarik di Sukabumi ini, selain bercengkrama dengan teman-teman, disini bisa merasakan nuansa budaya yang berbeda. Temanku Maria Angelina yang bertunangan ini adalah enci Chinese kesayangan kami. Maka ini jadi pengalaman pertama menyaksikan adat pertunangan Budaya China. Ada acara penyuguhan teh untuk keluarga yang meminang dan yang paling menyenangkan untuk kita2 adalah pembagian angpaw, haha.

Apapun budayanya, tapi satu yang kami mengerti, bahwa teman kami sedang memulai mengikat janji sebagai perwujudan kasih sayang dan kami teman-temannya dengan kasih sayang juga turut berbahagia.

Let’s call it circle LOVE..


Let's meet real life in 2010 then. Have a wonderful year everyone ^_^