What a nice Sunday, though little bit tired :D. Alhamdulillah banyak mendapat inspirasi hari ini (sungguh hingga merinding dan sedikit berkaca-kaca, hehe).
Kuliah Dhuha Ahad Al-Azhar pagi ini dibawakan oleh Dr. Ir. H. Nana Rukmana DW, MA dengan topik “Menggapai Derajat Istiqamah”. Cukup familiar bukan dengan kata ini? Kemarin-kemarin salah satu Pansus Century pun sempat mendengungkan janji-janji beristiqamah. Well entahlah dalam konteks kebenaran atas persepsi pribadi/kelompok ataukah memang kebenaran yang hakiki.
Kebenaran apa yang harus diistiqamahi? tak lain tak bukan adalah kebenaran karena Allah SWT. Istiqamah dalam surat Al Ahqaff ayat 13 diartikan teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal saleh. Orang yang yakin kepada Allah, tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Banyak dikisahkan, orang yang istiqamah tetap memegang keyakinannya meskipun dengan itu harus mengorbankan materi atau hal lainnya.
Ciri-ciri Istiqamah yaitu :
1. memegang kebenaran bukan menurut persepsi diri atau kepentingan kelompok tapi kebenaran yang datangnya dari Allah. Dan kebenaran yang datangnya dari Allah bersifat universal, persepsinya pasti sama, bersumber pada Al-Qur’an (Al-Baqarah :2).
2. tidak takut akan konsekuensi keimanan dan kebenaran, meskipun ujian datang tetap konsisten dengan keimanan tersebut.
3. tidak menyesal bila risiko menimpanya.
Sudah merasa memiliki ciri-ciri tersebut? Jika belum, mari bersama untuk mencoba kiat-kiat berikut ini :
1. harus memahami ajaran Islam dengan baik. Tidak cukup hanya meyakini tapi harus Tolabul ilmi, memahami, agar menjadi muslim yang berkualitas. Inti Ajaran Islam yang bisa dipelajari terdiri dari Aqidah, Syariah, dan Akhlak.
2. mendekatkan diri kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Dekat.
3. bergaul dengan orang-orang yang lebih saleh dari kita.
4. mengenal dan meneladani orang-orang terdahulu yang istiqamah.
Begitulah pada intinya bahasan Istiqamah pagi ini. Pak Nana banyak memberikan kisah-kisah nyata yang terjadi sebagai wujud istiqamah maupun kisah nyata yang terjadi sebagai wujud runtuhnya keyakinan.
But lucky me, hari ini di panti yang saya kunjungi, saya menemukan bukti nyata sebuah keistiqamahan. Terkisah 25 tahun lalu, Umi, yang menjadi pendiri panti ini, dengan kondisi baru ditinggal suami dan memiliki 8 anak, beliau memiliki niat luar biasa menampung anak-anak yatim piatu untuk tinggal bersamanya seadanya. Beliau tidak pernah takut akan kekurangan materi untuk menghidupi kesemuanya karena beliau yakin ini adalah celengannya untuk akhirat, kebaikan dengan niat Ibadah kepada Allah dan beliau yakin akan Allah akan mengirimkan “malaikat-malaikat” untuk membantunya. Dan benarlah, meskipun terkadang terseok-seok, beliau dan anak-anak panti bisa bertahan hingga sekarang. Malaikat-malaikat itu datang membawa materi, tawa untuk segenap penghuni panti. Kami yang baru hanya datang untuk mengajukan niat baik sudah dihujani do’a dan sapaan “malaikat-malaikat” Allah. Betapa terharu dan hmm merasa belum cukup pantas.
Dan saya merasa kecil..yang terkadang mengeluh dan merasa tidak banyak daya untuk melakukan kebaikan, selalu menunda-nundanya, dengan alasan tidak mampu lah, kurang materi lah, dan beribu alasan yang jika dicari-cari selalu ada. But look at her, Umi, she did it!
Betapa bersyukurnya saya untuk inspirasi yang Allah datangkan untuk menjadi pembelajaran dan lecutan untuk selalu memperbaiki diri dan lebih baik lagi kedepannya. Inspirasi secara teori dan wujud nyata istiqamah saya dapatkan hari ini. Semoga menjadi bekal yang berarti kedepannya, Bismillahirahmanirrahim :)
Kuliah Dhuha Ahad Al-Azhar pagi ini dibawakan oleh Dr. Ir. H. Nana Rukmana DW, MA dengan topik “Menggapai Derajat Istiqamah”. Cukup familiar bukan dengan kata ini? Kemarin-kemarin salah satu Pansus Century pun sempat mendengungkan janji-janji beristiqamah. Well entahlah dalam konteks kebenaran atas persepsi pribadi/kelompok ataukah memang kebenaran yang hakiki.
Kebenaran apa yang harus diistiqamahi? tak lain tak bukan adalah kebenaran karena Allah SWT. Istiqamah dalam surat Al Ahqaff ayat 13 diartikan teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal saleh. Orang yang yakin kepada Allah, tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Banyak dikisahkan, orang yang istiqamah tetap memegang keyakinannya meskipun dengan itu harus mengorbankan materi atau hal lainnya.
Ciri-ciri Istiqamah yaitu :
1. memegang kebenaran bukan menurut persepsi diri atau kepentingan kelompok tapi kebenaran yang datangnya dari Allah. Dan kebenaran yang datangnya dari Allah bersifat universal, persepsinya pasti sama, bersumber pada Al-Qur’an (Al-Baqarah :2).
2. tidak takut akan konsekuensi keimanan dan kebenaran, meskipun ujian datang tetap konsisten dengan keimanan tersebut.
3. tidak menyesal bila risiko menimpanya.
Sudah merasa memiliki ciri-ciri tersebut? Jika belum, mari bersama untuk mencoba kiat-kiat berikut ini :
1. harus memahami ajaran Islam dengan baik. Tidak cukup hanya meyakini tapi harus Tolabul ilmi, memahami, agar menjadi muslim yang berkualitas. Inti Ajaran Islam yang bisa dipelajari terdiri dari Aqidah, Syariah, dan Akhlak.
2. mendekatkan diri kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Dekat.
3. bergaul dengan orang-orang yang lebih saleh dari kita.
4. mengenal dan meneladani orang-orang terdahulu yang istiqamah.
Begitulah pada intinya bahasan Istiqamah pagi ini. Pak Nana banyak memberikan kisah-kisah nyata yang terjadi sebagai wujud istiqamah maupun kisah nyata yang terjadi sebagai wujud runtuhnya keyakinan.
But lucky me, hari ini di panti yang saya kunjungi, saya menemukan bukti nyata sebuah keistiqamahan. Terkisah 25 tahun lalu, Umi, yang menjadi pendiri panti ini, dengan kondisi baru ditinggal suami dan memiliki 8 anak, beliau memiliki niat luar biasa menampung anak-anak yatim piatu untuk tinggal bersamanya seadanya. Beliau tidak pernah takut akan kekurangan materi untuk menghidupi kesemuanya karena beliau yakin ini adalah celengannya untuk akhirat, kebaikan dengan niat Ibadah kepada Allah dan beliau yakin akan Allah akan mengirimkan “malaikat-malaikat” untuk membantunya. Dan benarlah, meskipun terkadang terseok-seok, beliau dan anak-anak panti bisa bertahan hingga sekarang. Malaikat-malaikat itu datang membawa materi, tawa untuk segenap penghuni panti. Kami yang baru hanya datang untuk mengajukan niat baik sudah dihujani do’a dan sapaan “malaikat-malaikat” Allah. Betapa terharu dan hmm merasa belum cukup pantas.
Dan saya merasa kecil..yang terkadang mengeluh dan merasa tidak banyak daya untuk melakukan kebaikan, selalu menunda-nundanya, dengan alasan tidak mampu lah, kurang materi lah, dan beribu alasan yang jika dicari-cari selalu ada. But look at her, Umi, she did it!
Betapa bersyukurnya saya untuk inspirasi yang Allah datangkan untuk menjadi pembelajaran dan lecutan untuk selalu memperbaiki diri dan lebih baik lagi kedepannya. Inspirasi secara teori dan wujud nyata istiqamah saya dapatkan hari ini. Semoga menjadi bekal yang berarti kedepannya, Bismillahirahmanirrahim :)
1 komentar:
Alhamdulillah, nice artikel. memang orang2 yg istiqomah dalam keislaman akan ditolong dan dilindungi Allah dengan mengirim malaikat kepadanya (liat QS Fushilat : 30).
Allahummarzuqna al istiqomah, Ya Allah berikanlah keistiqomahan pada kami...
Ganbarou...Kamisama no tame ni...
Post a Comment