Thursday, November 5, 2009

Stress??Depress??Hmmm..^_^

Tampaknya setiap orang pernah merasa stres, tak terkecuali diri kita sendiri, teman dekat, sahabat, juga keluarga. Stres bisa jadi hal yang baik dan sudah pasti bisa menjadi hal yang buruk, tergantung bagaimana kita mengelolanya dan bagaimana kondisi stres tersebut terjadi, apakah akut atau kronis. Mari cermati artikel berikut, terutama untuk sahabat-sahabat saya yang merasa depresi, just remember there's up and down, your life not always in bottom, just remember after bad time there's a good time..^_^

Stres Menguras Nutrisi Otak
Sumber Kompas, 4 November 2009

Ada kalanya stres diperlukan untuk memacu prestasi. Tapi jangan anggap enteng stres yang berulang, karena ia akan seperti badai yang menguras nutrisi otak dan memunculkan berbagai penyakit fisik.

Pilih mana, lari dari tembakan aparat yang menggunakan peluru tajam saat berdemonstrasi menuntut reformasi, atau menghadapi lalu lintas yang macet total selama dua jam karena demonstrasi? Mungkin Anda akan dengan cepat berkata, “Tidak semuanya.” Tapi kalau diharuskan memilih, biasanya orang cenderung memilih lalu lintas yang macet.

Kedua situasi itu memang akan menimbulkan reaksi yang sama pada fisik dan psikis kita. Yaitu stres, dan darah serta adrenalin mengalir deras. Tapi kalau mengacu pada pendapat ahli endokrinologi dari Universitas Rockefeller di New York, Bruce McEwen, sebaiknya pilih ditembaki aparat saja. Bahkan lebih baik dikejar harimau lapar daripada menghadapi kemacetan lalu lintas. Kok, bisa?

McEwen punya alasan. Lari dari tembakan aparat atau dari kejaran harimau hanya akan mendatangkan stres yang singkat walaupun tampaknya lebih menakutkan, sedangkan tubuh kita sudah dirancang supaya mampu menghadapi situasi seperti itu. Lain halnya stres yang lama, berulang-ulang, dan kronis, tubuh kita tidak dipersiapkan untuk itu dan akibatnya dapat merusak otak.

Stres atau keadaan yang menekan secara fisik maupun psikis, sering dianggap sebagai ‘teman’. Disebut teman, karena ada kalanya situasi menekan itu justru mampu menghasilkan prestasi dan produktivitas. Karena itu para psikolog sering menasihati, stres tidak perlu dihindari atau pun dilawan, tapi dikelola.
Sayang, tak semua orang mampu mengelola stres, sehingga banyak penyakit (fisik) yang timbul. Mulai dari maag, liver, jantung, stroke, kanker dan sebagainya. Karena itu semboyan dalam tubuh sehat terdapat jiwa yang sehat, tidak tepat lagi. Ilmu pengetahuan menunjukkan, dalam jiwa yang sehatlah terdapat tubuh yang sehat.

Membentuk Memori
“Perasaan kecewa maupun kehilangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, stres yang berbeda-beda setiap hari, semuanya memberi dampak,” ujar Dra. Nilam Widyarini, MS., lulusan Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogya.

Pengajar di Universitas Atmajaya Jakarta ini lantas menerangkan, keadaan yang menimbulkan stres, baik secara fisik maupun psikis, akan menimbulkan reaksi kimia luar biasa pada tubuh. Segera setelah seseorang mengalami situasi stres, otak akan mengirim pesan kepada saraf agar melepaskan adrenalin dan kimia otak lain, untuk dikirimkan sebagai energi kepada otot.
Yang lebih penting lagi, ada bagian kecil pada otak yang disebut hippothalamus, akan mengirim pesan kepada kelenjar di bawah otak agar mengalirkan hormon corticotrophin ke dalam darah.

Pada gilirannya, hormon ini akan meminta kelenjar adrenal supaya mengeluarkan lebih banyak hormon stres (glucocorticoids). Hormon ini akan memerintahkan tubuh supaya membanjiri darah dengan gula, agar segera memiliki energi untuk lari dari bahaya.

Hormon stres terutama sekali tampak ‘menggemparkan’ bagi bagian otak yang disebut hippocampus. Bagian inilah yang memainkan peranan penting dalam membentuk memori.

Dalam buku panduan mengenai stres berjudul Why Zebras Don’t Get Ulcers, Robert Sapolsky menjelaskan bahwa jika berhasil mengatasi situasi stres, kita ingin bisa mengingatnya supaya lain kali bisa menghindarinya. Dalam peristiwa yang sangat mengguncangkan, biasanya memori akan menajam. Mungkin inilah yang bisa menjelaskan, mengapa kita sulit melupakan tragedi ‘65 atau kerusuhan Mei ‘98.

Stres Berulang
Kadang orang mengalami stres secara berulang, dan akibatnya glucocorticoids akan membanjiri otak. Lama kelamaan manfaat hormon stres hilang, sehingga memori akan memburuk, tingkat energi turun, dan problem kesehatan muncul.

Menurut Sapolsky, dalam beberapa hari saja hormon stres meningkat, akan melemahkan (bahkan mematikan) sel hippocampal jika suplai oksigen terhenti, seperti yang terjadi saat stroke atau serangan jantung.

Stres traumatik seperti yang terjadi pada anak-anak korban kekerasan seksual, veteran maupun korban perang, tentu saja lebih besar kemungkinannya merusak otak. Dalam American Journal of Psychiatry dijelaskan bahwa veteran perang rata-rata hippocampal otak kanannya berkurang 8%. Anak korban kekerasan seksual ukuran hippocampal pada otak kirinya berkurang 12%.

Studi lain yang dilakukan intensif selama empat tahun terhadap sekelompok wanita diketahui, mereka yang hormon stresnya sering meningkat, hippocampal pada otaknya berkurang 14%. Dari pemeriksaan pasien depresi diketahui, ukuran hippocampal-nya berkurang 19% dibanding orang yang sehat.

Melihat akibatnya yang sangat buruk itu, satu-satunya cara agar kita tetap sehat adalah sebisa mungkin mengelola stres.

Wednesday, October 14, 2009

Ayat ayat HILANG

Ayat ayat cinta sudah biasa, bagaimana dengan ayat-ayat hilang?
Baru-baru ini tersiar berita ayat 2 pasal 113 dalam UU Kesehatan yang membahas mengenai tembakau sebagai zat adiktif hilang ketika diserahkan kepada Setneg untuk ditandatangani presiden. Apakah ini hanyalah kesalahan administratif belaka atau tindakan korupsi terhadap ayat? Sangat mencurigakan karena kita tahu sendiri banyak pihak yang berkepentingan terhadap tembakau yang notabenenya beromzet besar ;).
Jika memang terjadi kesalahan administratif, ternyata lembaga sekaliber DPR bisa seceroboh itu selayak saya pegawai rendahan biasa, haha, well so human being. Dan satu lagi, ternyata mereka juga deadliners alias kejar tayang, terbukti dari pernyataan bahwa di akhir masa jabatan mereka sedang ditarget pengesahan 4 RUU. Hmm, dan ternyata lagi, ini bukan kali pertama terjadi, sebelumnya pernah terjadi juga kasus hilang-hilang ayat semacam ini.
Jika memang ada tindak pidana korupsi, wah wah peraturan saja bisa diperjual-belikan, UU dipermainkan sesuai kepentingan, kepada siapa kita harus percaya?
Lucunya, kalau mau curang kok pake ceroboh segala, hilang ayatnya tapi penjelasan ayatnya masih ada, haha..Ayolah para wakil rakyatku...!!
Semoga bisa diusut "seadil2nya"..

Berikut update berita2 mengenai kasus hilang ayat ini..:

title : Kembalikan UU ke DPR, Setneg Minta Ayat Rokok Dicantumkan Lagi
summary : Sekretariat Negara telah mengembalikan kembali draf UU Kesehatan ke DPR. Setneg meminta DPR untuk mencantumkan kembali ayat tentang tembakau yang telah raib, sesuai dengan rapat paripurna pengesahan UU tersebut. (read more)

http://www.detiknews.com/read/2009/10/07/163757/1217182/10/kisah-korupsi-ayat-terkait-rokok-di-uu-kesehatan

http://www.detiknews.com/read/2009/10/13/155419/1220738/10/mensesneg-ini-bukan-kasus-pertama

http://www.detiknews.com/read/2009/10/13/162548/1220759/10/hatta-minta-agung-laksono-cek-korupsi-ayat-rokok

http://www.detiknews.com/read/2009/10/13/163826/1220772/10/ketua-pansus-itu-kesalahan-teknis-saja

http://www.detiknews.com/read/2009/10/14/063011/1220940/10/kejar-tayang-pengesahan-uu-buka-peluang-campur-tangan-pihak-luar

http://www.detiknews.com/read/2009/10/14/071042/1220954/10/jika-disengaja-pelaku-bisa-dipidanakan

Monday, October 12, 2009

Waspada penyakit pasca gempa : Leptospirosis

Simpati yang tulus saya sampaikan pada para korban gempa di Sumatra sana. Ingin rasanya tidak hanya sekedar bersimpati, tapi belum berdaya untuk beraksi langsung disana. Yang bisa saya lakukan hanya berbagi informasi dalam rangka tanggap bencana pasca kejadian.

Dampak dari bencana gempa, selain kerusakan property, korban luka maupun meninggal dunia, dan trauma, ada dampak yang penting juga untuk diperhatikan yaitu penyakit pasca bencana. Salah satunya adalah leptospirosis.

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Hewan yang biasanya merupakan sumber penyakit yang berbahaya tersebut adalah tikus, yang menularkan penyakitnya melalui air kencingnya. Air kencing yang sudah terkontaminasi bakteri bisa masuk ke tubuh manusia melalui goresan/luka pada kulit manusia.

Kasus penyakit leptospirosis terutama terjadi pada daerah-daerah yang sering terjadi banjir. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2007, kasus pada tahun 2007 adalah kasus tertinggi disbanding tahun-tahun sebelumnya karena pada beberapa daerah khususnya Jakarta dan Jawa Tengah terjadi bencana banjir. Berkaca dari kejadian tersebut, penyakit ini patut diwaspadai. Komplikasi dari penyakit ini dapat menyerang organ hati dan komplikasi berupa gagal ginjal, gagal jantung, batuk darah, nyeri dada, sesak napas, keguguran, bayi cacat atau premature, kerusakan pembuluh darah, hingga kematian. Awal penyakit dapat berupa demam, sakit kepala, muntah, lesu, radang mata, nyeri betis dan punggung, hingga terjadi meningitis (radang pada otak).

Bagaimana dengan pasca gempa? Kondisi pasca gempa pun dapat berpotensi menimbulkan penyakit leptospirosis yang berasal dari reruntuhan bangunan yang tidak segera dibersihkan. Reruntuhan tersebut bisa menjadi sarang tikus yang notabenenya sumber dari penyakit ini. Para korban maupun relawan dan petugas yang sedang membersihkan reruntuhan atau puing-puing bangunan harap waspada dan melengkapi diri dengan perlindungan seperti sarung tangan dan boot atau sepatu tertutup. Sarung tangan digunakan untuk menghindari kontak langsung dengan sumber penyakit maupun untuk menghindari luka akibat tertusuk paku atau penyebab luka lainnya selama proses pembersihan reruntuhan. Selain itu, sangat disarankan menggunakan sarung tangan jika akan mengevakuasi korban meninggal karena dapat menjadi sumber penyakit apalagi jika sudah membusuk. Sepatu pun digunakan untuk tujuan yang sama, menghindari luka dan menginjak kotoran tikus.

Tapi jika malang sudah menimpa, pengobatan dapat dilakukan dengan penggunaan antibiotic dan segera berobat ke dokter.

Semoga Indonesia pulih kembali secepatnya :)

Tuesday, September 29, 2009

Bincang sehat yang bijak (kebijakan masalah kesehatan,hehe) : Menemukan Kembali Depkes

Semua orang pasti berharap selalu dalam kondisi sehat. Kondisi sehat merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Nah pemerintah (dalam hal ini DepKes) bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan bukan hanya urusan pemerintah mampu mengobati tetapi usaha yang lebih comprehensif dimulai dari pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Kenapa sih kesehatan itu penting? Sederhananya, kalau kita tidak sehat, apa sih yang bisa kita lakukan? Ingat pepatah, Health is not everything but without health everything is nothing (Dr. Bernard Jensen). Dengan ini, kesehatan tentunya jadi modal utama untuk pembangunan, sebelum memikirkan pos-pos lainnya. Contoh teknisnya, anak-anak akan bisa menerima pendidikan dengan baik jika dia dalam keadaan sehat, bayangkan bisakah jika dia sedang kurang gizi atau demam berdarah? ;)

Saya setuju dengan artikel berikut ini. Sudah saatnya pemerintah lebih concern terhadap tindakan promotif dan preventif. Dengan itu, pemerintah tidak begitu dipusingkan dengan pengobatan yang "notabenenya" mahal. Kalau boleh "bercanda", pengobatan yang mahal biar saja menjadi punishment bagi yang tidak melakukan tindakan promotif dan preventif dengan baik.

Menurut saya sinergisasi seperti yang ditulis di artikel berikut, seharusnya bisa menghemat budget, karena satu program dicanangkan oleh lintas sektor, yang penting programnya diefektifkan untuk kemajuan masing-masing sektor tersebut. Istilahnya, kalau kita mau beli barang, kalau patungan akan jadi lebih ringan bukan? :D

Semoga memang bisa berjalan dengan baik fungsi pengawasan dan pelaksanaannya, serta berjalan "adil" tentunya, dalam artian pemerintah pusat tahu pasti proporsi pengawasan sesuai berkembangnya daerah.


Menemukan Kembali Depkes
Oleh Purnawan Junadi, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Kompas, 26 September 2009

Berkali-kali Departemen Kesehatan dikritik tidak meletakkan prioritas penanganan kesehatan di Indonesia. Meski terjadi pergantian pejabat, kritik tak memacu perubahan.

Bergemingnya Departemen Kesehatan (Depkes) atas berbagai usulan tentang perannya kini, karena struktur organisasi Depkes praktis tidak berubah meski sejak UU Desentralisasi, urusan kesehatan termasuk urusan yang didesentralisasikan.

Meminjam istilah Peter Senge (Fifth Discipline, 1990): meski pejabat berbeda, selama struktur masih sama, perilaku akan tetap serupa. Artinya, perubahan akan terjadi jika struktur diubah.

”Menemukan kembali”

Dalam pidato di depan Sidang Paripurna DPR Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin melanjutkan reformasi birokrasi. Karena itu, diusulkan agar Depkes menjadi prioritas. Meminjam istilah David Osborne dan Ted Gaebler (Reinventing Government, 1992): kita mencoba ”menemukan kembali” Depkes.

Prinsip pertama dan terpenting, pemerintah harus mengendalikan, bukan mendorong. Argumennya, lembaga yang membina dan mengawasi hanya bisa efektif jika terpisah dengan lembaga yang melaksanakan. Ketidakfokusan Depkes adalah karena masih melakukan kedua fungsi itu meski urusan kesehatan termasuk yang didesentralisasikan.

Alasan manajemen kesehatan di daerah mungkin sebagian benar, tetapi sebagian lagi karena pusat belum siap melepas fungsi sebagai pelaksana. Desentralisasi memberi kesempatan instansi kesehatan pusat mengembangkan fungsi pengawas dan pembina, serta dinas kesehatan di daerah berfokus sebagai pelaksana.

Mungkin akan lebih mudah jika kita menganalogikan Depkes sebagai perusahaan besar dengan hampir 500 cabang di tiap kabupaten di Indonesia.

Sebagai ”perusahaan” yang keuntungannya adalah orang sehat, tugas utamanya adalah mengubah paradigma sakit ke paradigma sehat. Menjaga kesehatan mempunyai lebih banyak dimensi yang bisa ”dijual” daripada menggunakan pengobatan.

Artinya, produk cabang (dinas kesehatan) bisa berupa: menjaga lingkungan agar lebih sehat, mempromosikan perilaku yang menjaga kesehatan dan mencegah penyakit, memperbaiki gizi penduduk sehingga generasi mendatang secara genotif-fenotif lebih baik, serta menyediakan layanan kesehatan. Produk promotif dan preventif perlu diprioritaskan karena mempunyai ”keuntungan” lebih tinggi.

Skema pembiayaan diatur agar harga berbagai produk itu terbeli oleh orang yang membutuhkan. Mengingat orientasi kita adalah sehat, maka skema pembiayaan perlu diatur agar secara memadai orang mengonsumsi produk promotif dan preventif. Jika produk promotif dan preventif lebih laku, kebutuhan pelayanan kesehatan bisa berkurang.

Agar bisa menjual berbagai produk itu dengan baik, dinas kesehatan perlu dilengkapi tidak hanya dokter, tetapi tenaga yang berkompeten di lingkungan kesehatan, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit. Tiap jenis tenaga ini perlu dihitung sesuai kondisi wilayah.

Di wilayah, banyak sektor yang ”produk jual”-nya berdampak pada kesehatan manusia. Beberapa produk itu ada yang sinergis dengan kesehatan, misalnya penyediaan air bersih, penyediaan dan distribusi pangan.

Karena itu, tugas ”perusahaan besar Depkes” adalah agar dinas kesehatan bekerja sama dengan berbagai sektor sehingga produk yang muaranya serupa bisa saling sinergi. Terhadap produk kontraproduktif, lobi dan negosiasi dilakukan agar sektor itu bisa mengubah bahan, metode produksi, atau cara lain sehingga hasilnya lebih ramah lingkungan dan dengan sendirinya ramah kesehatan.

Dalam bahasa pemerintah, ini adalah perencanaan program wilayah. Sektor kesehatan harus mendidik tenaga kesehatan yang tidak hanya bisa membuat program kesehatan, tetapi juga melakukan lobi dengan DPRD guna memproduksi peraturan daerah yang mendukung kesehatan maupun negosiasi dengan sektor-sektor lain sehingga perencanaan wilayahnya berwawasan kesehatan.

Riset

Mengingat kini ada 477 dinas kesehatan kabupaten/kota, bagaimana membuat pembinaan yang efektif? Di sinilah pentingnya Depkes melakukan riset semua kabupaten, membuat peta wilayah berdasar status kesehatan, risiko kesehatan, kemampuan produk, dan kompetensi tenaga.

Wilayah yang problematik ditandai kuning atau merah. Depkes bekerja sama dengan dinas kesehatan provinsi membina wilayah kuning dan merah agar menjadi hijau. Depkes menjadi pusat informasi dan pengalaman, memfasilitasi tim wilayah kuning/merah untuk belajar ke wilayah hijau, mengundang tim wilayah sukses bicara di pertemuan nasional yang dihadiri tim serupa, sampai mengirim pakar, dari pusat maupun wilayah sukses ke wilayah yang perlu dibantu. Teknologi informasi bisa digunakan untuk memudahkan akses informasi dan bagi pengalaman.

Ringkasnya, jika Depkes beralih fungsi menjadi institusi pembina, fungsi-fungsi penting, seperti riset dan pengembangan, promosi kesehatan, serta pengawasan lingkungan kesehatan, perlu mendapat struktur dan anggaran memadai.

Berbagai model jaringan itu terbukti menghasilkan keuntungan lebih besar. Jika pemerintah berorientasi hasil, seperti tercermin dalam prinsip ”menemukan kembali” Depkes yang berorientasi sehat, mengapa tidak kita contoh?


Friday, August 28, 2009

Serba Instant

Masa-masa tidak berpuasa di bulan puasa menjadi masa-masa tersiksa. Sulit cari makan di siang bolong terus harus makan atau minum di tempat-tempat tersembunyi (sampe minum pun kadang harus ke WC dulu, huoho). Menyiasati kondisi seperti ini, akhirnya belanja spontan makanan-makanan instant bungkusan, dari mulai bubur instant, mie instant, sampe kentang instant. Alhasil jadi biasa lemas-lemas karena kurang gizi atau gizi tak berimbang. Dilihat dari komposisinya, makanan-makanan ini banyak mengandung karbohidrat, tetapi kurang protein, vitamin dan mineral. Gejala paling mudah terasa yah seperti kurang bersemangat, mungkin akibat kurang energi dan ketidakseimbangan hormon (protein salah satu fungsinya membentuk zat pengatur hormon). Dicicip-cicip ternyata semua makanan instant ini rasa bumbunya sama, hehe rasa-rasa kaya akan MSG dan pengawet.

Usut punya usut, yang dikhawatirkan dari makanan instant ini adalah kalorinya yang tinggi, bukan sekedar unsur pengawet ato penyedapnya. Makanan instant sudah melalui proses berulang sehingga kandungan gula sederhana pada makanan instan mudah terserap tubuh. Padahal, ketika mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti kebanyakan makanan instan, menyebabkan rasa candu. Rasa ini didapat dari perasaan nikmat akibat gula darah yang lekas naik. Kemudian ada efek craving (perasaan ingin selalu ngemil), begitu gula darah turun cepat.

Selain indeks glikemik yang tinggi, makanan instan yang diolah berulang ini sudah pasti kurang mengandung serat. Padahal, pada kondisi normal, serat amat dibutuhkan untuk menjaga siklus buang air besar (BAB) secara teratur dan mengimbangi intake kalori yang terlalu banyak. Serat ini dibutuhkan untuk mengurangi penyerapan makanan yang diasup jadi kalau kurang serat akibatnya makanan cepat terserap.

Pola makan yang tinggi kalori dan kurang serat terus menerus, dapat menyebabkan kegemukan pada anak-anak. Apalagi makanan dengan indeks glikemik tinggi memicu produksi insulin terus menerus yang memungkinkan risiko diabetes pada anak akan meningkat.

Hehe, semoga ini cuma pola instant karena desakan situasi. Ketika berpuasa lagi, semoga bisa insyaf lagi asupan makanannya. Terkadang makan makanan instant terasa seperti guilty pleasure, jelas-jelas tau kurangnya apa, tapi senang mengonsumsi bukan?hehe...disajikan cepat dan murah meriahnya itu lho menjadi daya pikat. Jangan-jangan menjamurnya berbagai jenis makanan instant dan konsumsinya yang akhirnya juga meningkat, menyebabkan pola pikir yang serba instant juga :D.

Kalau diteliti kemungkinan peningkatan konsumsi makanan instant sebanding dengan peningkatan pendaftar Indonesian Idol atau KDI atau bahkan jalan pintas kaya dengan korupsi. (hehe just joke!)

Happy breakfasting everyone :)


Friday, August 14, 2009

Jalan kaki yuk!! :)

Tinggal di Jakarta 6 bulan terakhir ini, cukup melegakan karena tidak harus menikmati kemacetan Jakarta di pagi saat pergi kantor ataupun di sore saat pulang kantor. Cukup menyehatkan juga karena setiap pagi harus berjalan kaki dari kostan ke kantor. Hehe begitulah nikmatnya tempat tinggal dekat dengan aktivitas sehari-hari. Usut punya usut, berjalan itu menyehatkan dan sebaiknya kita berjalan konstan setiap hari minimal 10 menit.
Manfaatnya yaitu (dikutip dari Kompas 13 Agustus 09) :

- Meningkatkan energi
Berjalan kaki secara rutin, minimal 25 menit per minggu (dilakukan seminggu 3 kali), bisa meningkatkan energi tubuh hingga 18 persen. Ini menurut penelitian dari Pennington Biomedical Research Center. Angka itu bahkan bisa bertambah tinggi, apalagi lebih dari 10 menit dalam sehari.

- Terhindar dari diabetes tipe 2
Dari Program Pencegahan Diabetes diketahui, orang yang berjalan selama 150 menit dalam seminggu, mampu mengurangi risiko terkena diabetes hingga 58 persen. Namun, ini bila disertai dengan laju penurunan berat badan sebanyak 7 persen dari bobot tubuh.

- Menyehatkan otak
Penelitian seputar kaitan antara aktivitas berjalan kaki dengan fungsi kognitif menyimpulkan hal yang menarik. Wanita yang rutin berjalan dengan langkah ringan lebih dari 1,5 jam per minggu, memiliki kemampuan kognitif sangat baik, ketimbang yang aktivitas berjalan kakinya tak lebih dari 40 menit dalam seminggu.

- Memperkuat tulang
Wanita yang telah menopause disarankan untuk berjalan kaki sejauh 1,6 km secara rutin. Studi membuktikan kebiasaan ini mampu meningkatkan kekuatan massa tulang tubuh dan memperlambat penurunan kualitas tulang kaki.

- Menyehatkan jantung
Ini diketahui dari pengamatan terhadap 72.488 perawat dari Nurse's Health Study. Kebiasaan mereka berjalan kaki selama lebih dari 3 jam dalam seminggu, membuat risiko terhadap serangan jantung turun hingga 35 persen, dibandingkan para wanita yang jarang berjalan kaki.

Saat sedang berjalan kaki, pastikan postur tubuh kita sudah tepat. Postur yang benar saat berjalan sangatlah penting, agar kita dapat bernapas dengan baik, terhindar dari risiko sakit punggung dan bahu, serta meraih hasil latihan secara maksimal.

Postur ideal saat berjalan:
- Badan tegak, tidak lemas.
- Bahu tegap, tidak membungkuk ke depan.
- Dagu sedikit terangkat, tidak menunduk.
- Pandangan lurus ke depan, terarah ke objek sejauh 3-6 meter.

Hmm banyak bukan manfaatnya? apalagi untuk kita para wanita. So ladies, mari jangan bermalas-malasan untuk jalan :D.

Tuesday, August 11, 2009

Missing your well slumber?

Berhubung merasa tidur tidak cukup baik setiap malam, kadang terbangun atau bahkan sulit tidur, berikut info yang cukup menggembirakan. Karena ternyata hal tersebut belum tentu mengindikasikan insomnia. Mari kita simak tinjauan para ahli mengenai masalah sulit tidur berikut ini...

Seiring bertambahnya usia, kita mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Ini dapat mempengaruhi kualitas tidur. Misalnya, sulit tidur atau mempertahankan fase tidur. Tidur jadi singkat dan kurang nyenyak. Berikut, beberapa cara untuk menyiasati masalah sulit tidur.

Ahli Gerontologi
DR. Dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD-K, MEpid, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia

Pahami apa yang terjadi. Tidur pada usia muda butuh waktu 6-8 jam sehari. Sedangkan, saat tambah usia, waktu tidur hanya 4 jam sehari dan tingkat pulasnya berkurang. Ini adalah hal yang normal. Tetapi kita sering mengartikannya sebagai insomnia, hanya lantaran kita panik.

Anjuran. Aturlah waktu dan pola tidur, dan hindari tidur siang. Meski, rasa kantuk sering datang usai makan siang. Isilah waktu dengan mengobrol atau menonton televisi. Pakailah waktu tidur yang singkat itu hanya di malam hari saja.

Ahli Farmakologi
Dr.
Alyya Siddiqa, SpFK, spesialis farmakologi klinik dan dosen di Departemen Farmakologi FKUPN Veteran, Jakarta

Efek samping obat, dapat menyebabkan gangguan tidur. Misalnya, obat antihipertensi seperti metildopa klonidin reserpin yang bekerja pada otak. Atau obat steroid dan obat yang mengandung kafein. Juga, obat golongan simpatomimetik yang bekerja seperti sistem saraf simpatis dan hormon adrenalin.

Anjuran. Setiap obat pasti ada efek sampingnya. Makin besar dosisnya, makin besar kemungkinan efek sampingnya. Jika memungkinkan, ganti obat dari golongan yang berbeda tapi khasiatnya sama, tanpa ada efek samping sulit tidur.

Spesialis Gizi
Dr.
Inge Permadhi, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dan staf Departemen Ilmu Gizi FKUI

Perhatikan jam makan. Makan terlalu kenyang atau merasa lapar dapat mengganggu waktu tidur. Penyebabnya, hipoglikemia atau turunnya kadar gula darah. Hindari makanan yang membuat sulit tidur seperti kopi, teh, cola, snack, atau minuman cokelat, makanan tinggi lemak, gula, protein, MSG.

Anjuran. Santaplah secukupnya makanan yang mudah dicerna, tak lewat dari waktu makan malam. Jika masih sulit tidur, asuplah cracker, buah, atau susu hangat. Ini dapat membuat pikiran rileks, dan Anda akan merasa mengantuk.

Sumber : Kompas, 16 Juli 2009





Thursday, July 23, 2009

Trip to Tangkuban Perahu

Senin 20 Juli kemarin, untuk kesekian kalinya bisa berkunjung kembali ke Tangkuban Perahu :D. Tapi kali ini sedikit berbeda, karena tanpa mobil pribadi dan gambling gimana cara nyampe kesana. Itung-itung travelling, jadi tancap saja.
Mari sedikit berbagi, buat yang ga pernah main kesana tapi terbatas atau bingung gimana caranya kesana, jangan sedih jangan bingung, karena ternyata mudah kok ;).
Dari Bandung, bisa naik angkot ke arah lembang, seperti stasiun-Lembang atau Ciroyom Lembang. Turun di Pasar Lembang, disini banyak omprengan ato angkot carteran ke Tangkuban Perahu. Disini harus jago nawar dan cari info harga pasaran ongkos kesana berapa. Salah salah bisa kemahalan ato ketipu berat. Kemarin waktu kesana, supir carteran nawarin harga 45 ribu per orang, dia bilang udah termasuk tiket masuk yang harganya 12.500 per orang. Hmm tampak mahal kan? cobalah ditawar sampai 25 ribu, masih susah juga akhirnya berdamai dengan 75 ribu untuk 2 orang. Bayangan perjalanannya seperti ini, dari pasar lembang itu, naik ke atas sekitar 8 km sampai di pintu masuk Tangkuban Perahu, dari pintu masuk masih ada 1,5 km lagi untuk sampai di kawahnya. So worthed kah kira2 harganya? hoho setelah sempat ngobrol2 dengan sopir angkot cikole Lembang, harga yang pantas sebenarnya 25 ribu saja cukup. Dongkol sih sedikit, tapi terbayar kok dengan kesenangan dan sejuknya suasana (tanpa memikirkan bau belerangnya ya, hehe).
Sampai di Tangkuban, dari parkiran, kawah terdekat adalah Kawah Ratu. Disebut Kawah Ratu karena ukurannya memang paling besar dibandingkan kawah lainnya, total kawah di Tangkuban Perahu ini ada 13 kawah. Pengunjung tidak diperkenankan untuk turun ke kawah Ratu ini karena uap gas berbahaya dari bawah sana. Jadi cukup lihat keindahannya dari pagar pembatas di atas kawah.
Tangkuban perahu ini tergolong gunung api aktif, yang merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda. Ingat kan beberapa waktu lalu sempat siaga letusan?
Sesuai dengan karakter gunung api yang masih aktif, Tangkuban ini mengeluarkan bau uap belerang dan menjadi sumber air panas. Tapi tak perlulah konsen dengan baunya, cukup lihat saja pemandangan hijau di sekitarnya, yang cukup untuk menyejukan penat ibukota.
Di Tangkuban terdapat juga peninggalan masa lampau, semacam prasasti dan gua keramat. Tapi tak jelas juga peninggalan siapa adn fungsinya apa, karena tidak ada keterangan ataupun legenda di sekitarnya. Entah memang memanfaatkan tempat atau memang keramat, di sana ada pangkalan yang menjual air keramat, yang bisa digunakan untuk mandi. Tertarik? hehe entahlah apa gunanya.
Kawah lain yang sempat dikunjungi yaitu Kawah Domas. Dari parkiran, perlu berjalan kaki sekitar 1,5 km dan menuruni tangga-tangga alam dengan pemandangan sunyi di sekitarnya. Berbeda dengan kawah ratu, kawah domas ini dapat dilihat dari dekat. Bahkan kita dapat merebus telor disana dan juga merendam kaki setelah lelah berjalan jauh untuk mencapainya. Bagaimana bisa merebus telor disana? Yah bayangkan saja, bahwa di bawah kawah ada magma yang menjadi kompor bagi kawah di atasnya. Genangan air bercampur belerang disana diperkirakan bisa mendidih sampai 100 derajat celcius. Tapi untuk yang berendam tentu saja jauh di bawah suhu tersebut. Di bebatuan kawah, dapat dirasakan asap yang keluar dari lubang bebatuan, sebagai bukti lain ada gejolak panas magma di bawah sana.
Waktunya pulang..tidak disarankan pulang lebih dari jam 6 sore, karena kabut menghalangi jalan dan katanya hewan-hewan semacam macan, si tumang, dll main keluar di malam hari. Iya pun bertemu mereka di jalan, jangan pernah diusik yah ;).
Jalan pulang, tidak sejauh jalan pas perginya. Dari Kawah Domas, bisa lewat jayagiri, jalan sekitar 1 km, trus ketemu parkiran jayagiri. Dari situ (hehe) jalan kaki sampai pintu masuk Tangkuban Perahu. Tapi kalau beruntung, bisa dapat angkot arah Cikole, nah naik sajalah dengan senang hati!
Tangkuban perahu ini dapat menjadi bukti kreativitas manusia melihat fenomena sekitar. Dengan topografi yang mirip dengan perahu terbalik, maka dikreasikanlah cerita Sangkuriang. Dengan legenda tersebut, bisa menjadi daya jual dan trademark tersendiri. Terlepas dari dongeng tersebut, dari Tangkuban ini banyak yang bisa digali dan dinikmati, baik wisata flora, fauna, maupun Geologi. Atau bahkan, jika berminat, ada potensi industri disana, misalkan produksi belerang untuk dijadikan sediaan siap pakai semisal sabun atau obat jerawat :D.

Friday, July 10, 2009

Farmasis di balik kematian Jacko

Selain memiliki dokter pribadi, sebaiknya kita juga punya farmasis pribadi ;). Jadi record penggunaan obat kita dapat dipantau, apalagi orang yang punya riwayat penggunaan obat jangka panjang. Tapi untuk yang hanya mampir sekali2 makan obat, jangan pernah sungkan buat bertanya pada farmasis yang ada, mereka ada untuk memberikan informasi berkaitan dengan penggunaan obat, baik dengan resep dokter maupun penjualan bebas.
Berikut ini suatu implikasi di balik suatu peristiwa..yang semoga bisa meningkatkan perhatian kita semua terhadap penggunaan obat-obatan dan meningkatkan interaksi farmasis dengan masyarakat :)

Farmasis di Amerika mengatakan pasien lebih banyak bertanya mengenai risiko obat pereda nyeri setelah kematian Michael Jackson. Sebuah survey yang dilakukan oleh American Society of Health-System Pharmacists (ASHP) terhadap lebih dari 200 farmasis yang bekerja di rumah, di jalan, dan yang melaksanakan praktik pelayanan kronis, mengatakan 28% farmasis melaporkan bahwa pasien bertanya lebih banyak pertanyaan mengenai risiko penggunaan obat pereda nyeri sejak ramainya pemberitaan mengenai kematian Jackson.

Presiden ASHP, Lynnae M. Mahaney, mengatakan bahwa di tengah spekulasi penyebab kematian Michael jasckson, perhatian media terbuka pada bahaya penyalahgunaan resep obat. Obat-obatan dapat berhasil untuk orang yang menderita sakit kronis dan pasien ini memang membutuhkan pengobatan. Bagaimanapun juga, obat-obatan ini berkekuatan sangat ekstrim dan jika digunakan dengan tidak tepat dapat menyebabkan bahaya yang serius, bahkan kematian. Mahaney juga mengingatkan pengguna bahwa farmasis terutama yang terlatih dalam manajemen penyakit, dapat mengawal terapi yang efektif untuk menangani penyakit dengan meminimalisir penyalahgunaan dan kecanduan. Berikut ini tips penggunaan obat yang aman bagi pasien :
- kumpulkan list pengobatan anda sehingga anda dapat menyimpan jejak obat-obatan apa yang pernah digunakan, termasuk dosis dan frekuensinya, dan buatlah list yang dapat diakses oleh farmasis anda dan juga oleh penyedia pelayanan kesehatan lainnya.
- Tebus resep pada satu apotek, atau gunakan jasa apotek yang mempunyai koneksi dengan system computer sehingga mereka dapat mengakses rekaman anda dan mengecek interaksi obat antara obat-obatan berbeda yang anda gunakan.
- Jika memiliki pertanyaan mengenai obat-obatan, tanyakan pada farmasis anda.

Informasi lebih lanjut mengenai penggunaan obat yang aman dapat dilihat pada petunjuk “penggunaan yang aman obat-obatan penghilang rasa sakit” yang dirilis FDA (The U.S. Food and Drug Administration)

Sumber : United Press International

*Farmasis = Apoteker

Tuesday, June 30, 2009

Pembunuh Raja Pop Dunia

Pembunuh Raja Pop Dunia

Obat yang dikonsumsi Raja Pop ini termasuk Obat keras yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter. Malahan dua diantaranya termasuk golongan narkotika, yaitu obat yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya seperti pengaruh berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya. Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan. Orang pertama yang harus memberikan penjelasan mengenai pemberian obat ini adalah dokter pribadi sang Raja Pop karena obat-obatan tersebut seharusnya dengan resep dan petunjuk dokter. Dari situ, dapat diketahui pula kondisi sang Raja Pop yang sebenarnya sebelum terjadinya kematian, apa yang dirasakannya dan apa yang dideritanya. Semoga berita kematiannya tidak simpang siur lagi, dan sang Raja Pop bisa beristirahat dengan tenang.



Friday, June 26, 2009

Asma Oh Asma..

Suatu obat memiliki "label" efek samping yang selalu mengiringinya. Efek samping tersebut harus dicantumkan dalam label produk untuk menjadi perhatian pengguna/pasien. Mengenai efek samping terkait obat asma, berita terakhir yang disampaikan koran kompas menyebutkan bahwa perusahaan farmasi yang memproduksi obat asma diminta untuk menambahkan dalam label obatnya efek samping berupa gangguan emosi seperti kecemasan, depresi, dan keinginan bunuh diri. Hal tersebut dihimbau oleh US Food and Drug Administration (FDA) setelah melakukan investigasi selama 15 bulan terhadap obat-obatan asma yang diproduksi oleh farmasi Merck & Co, AstraZeneca, dan Cornerstone Therapeutics. Sebelumnya ditemukan sejumlah kasus pasien yang mengalami gangguan kejiwaan setelah meminum obat asma.

Menurut saya ini penting karena berdasarkan data dunia, dinyatakan bahwa asma sebagai satu dari lima besar penyebab kematian, dengan total penderita sebanyak 300 juta orang. Di Indonesia sekitar 12 juta orang menderita penyakit yang ditandai dengan sesak. Bahkan di Indonesia, termasuk salah satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian terbesar. Oleh karena itu, pasien dan dokter harus concern pada kemungkinan gangguan neuropsikiatrik saat mengonsumsi obat-obatan asma.

Pihak FDA mengatakan seluruh obat asma harus menyebutkan efek samping berupa gangguan mental seperti agitasi, agresif, kecemasan, mimpi yang tidak normal, halusinasi, depresi, insomnia, irasional, rasa lelah berlebihan, tindakan dan pikiran untuk bunuh diri, dan tremor.Para produsen meskipun banyak yang sudah mencantumkan efek samping tersebut, tetapi dengan adanya peringatan ini lebih baik mengedepankan bahaya ini dalam label.

Di Indonesia, yang notabenenya memiliki banyak penderita, tentu saja tersedia berbagai golongan obat asma, baik sebagai obat bebas maupun dengan resep dokter, baik diminum, disuntikkan, atau juga disemprot atau hisap (inhalasi). Meski belum ada pernyataan resmi dari Depkes terkait informasi dari FDA ini, sebagai pasien tak ada salahnya kita membekali diri tentang seluk beluk asma dan pengobatannya. Selain itu, bagi pasien asma sebaiknya tidak hanya mengatasi gejala tapi juga melakukan pengontrolan secara cerdas sehingga ketergantungan terhadap obat asma dapat dikurangi. Pengontrolan dimaksudkan sebagai pencegahan agar serangan dapat ditekan bahkan dihilangkan. Sebagai informasi bahwa asma merupakan kondisi kronis dimana penderitanya membutuhkan penanganan jangka panjang dan terapi pengobatan.

Dari pengalaman keluarga, dari konsumsi terus menerus obat-obatan asma menjadi penyebab berkurangnya atau rusaknya fungsi hati (liver). Kemungkinan hati terlalu berat mendetoksifikasi zat kimia secara terus menerus dari penggunaan obat asma. Maka, berkonsultasilah dengan dokter atau bertanya ke apoteker mengenai efek samping dan penatalaksanaan pengobatan asma yang baik, dan tentu saja mencegah lebih baik daripada mengobati.





Fakta terbaru tentang kasus H1N1

Berikut ini fakta-fakta terbaru mengenai kasus H1N1 di dunia, terkait adanya kasus baru di Indonesia akibat tertular dari luar negeri :

1. Saat ini penyakit ini sudah ada di 99 negara dengan jumlah kasus 52.168 orang dan kematian 231 orang.

2. Sebanyak 5 negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia adalah Amerika Serikat (21.449), Meksiko (7.624), Kanada (5.710), Chili (4315), dan Inggris (2.506).

3. Terdapat 11 negara yang melaporkan kematian, antara lain Kolumbia (1,67 persen), Meksiko (1,48 persen), Rep Dominika (1,07 persen), Argentina (0,69 persen), Kosta Rika (0,67 persen), Guatemala (0,48 persen), Amerika Serikat (0,40 persen), Kanada (0,23 persen), Chili (0,09 persen), Inggris (0,04 persen), dan Australia (0,04 persen).

4. Angka kematian (case fatality rate) dunia secara keseluruhan adalah 0,4 persen, artinya 99,6 persen pasien sembuh dengan baik.

5. Selain lebih dari 99 persen (99,6 persen) pasien penyakit baru ini dapat sembuh, maka 92 sampai 95 persen pasien bahkan sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit sama sekali.

Langkah-langkah yang diambil Departemen Kesehatan sejak munculnya kasus ini di dunia :

1. Penjagaan di kantor-kantor kesehatan pelabuhan.
2. Penyiapan di rumah sakit-rumah sakit.
3. Penyiapan sarana dan kemampuan diagnosis.
4. Penyiapan logistik seperti obat-obatan dll.
5. Menggiatkan Surveilans ILI (Influenza Like Illness)
6. Kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi).

Disampaikan oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama pada Koran Kompas 25 Juni 2009.

Hal yang disampaikan di atas baru sebatas tindakan preventif, Departemen Kesehatan sudah harus mulai waspada dan menyiapkan diri untuk kemungkinan treatment dan rehabilitasi. Semoga tidak ada lagi kasus yang baru. Dengan adanya fakta di atas, mari berhati-hati dan meningkatkan imunitas diri. Bagi yang baru flu-flu ringan, dijamin obat yang paling manjur adalah beristirahat yang cukup dan menjaga sistem imun agar bertugas dengan baik :)

Tuesday, June 23, 2009

Tips membedakan kosmetik asli dan palsu

Maraknya kosmetik berbahaya dan ilegal ataupun palsu, membuat kita menjadi lebih waspada dalam memilih produk. Berikut tips-tips membedakan kosmetik asli dengan yang palsu :

1. Perhatikan harga jual
Jika harga tidak wajar, misalkan terlalu murah maka berhati-hatilah.

2. Pilih produk yang memiliki nomor registrasi BPOM
Setiap produk, baik itu obat, makanan, atau kosmetik yang beredar wajib mencantumkan nomor izin edar atau nomor registrasi BPOM yang menjamin produk tersebut aman dan asli.

3. Baca kandungan produk
Ketahui keamanan kandungan dan bahan yang digunakan suatu produk, yang bisa dilihat pada wadah dan kemasan. Bahan berbahaya yang dilarang dipakai di kosmetik oleh BPOM antara lain merkuri, hidrokinon, asam retinoat/tretinoin atau tretinoin acid, juga Rhodamin B.

4. Kenali varian produk
Kenali varian produk atau kemasan. Biasanya produk palsu menggunakan kemasan yang berbeda, misalnya kalau produk asli memakai bahan kaca, produk palsunya memakai bahan plastik.

5. Beli di tempat terpercaya
Biasakan untuk membeli produk di toko atau gerai yang sudah terpercaya karena biasanya mereka hanya mengambil produk dari distributor atau pabrik langsung. Banyak retailer kecil yang membeli produk dari sales keliling.

6. Hubungi Customer Service yang tertera di label
Jika ada keraguan atau membutuhkan informasi varian produk yang asli, jangan segan-segan untuk menghubungi Customer Service.

Sunday, June 21, 2009

Next Chapter of Kota Tua with KHI & JHC

Hari ini 21 Juni 2009 saya berkesempatan untuk heritage tourism lagi ke Kota Tua. Wisata kali ini diselenggarakan oleh Komunitas Historia Indonesia (KHI) & Jakarta Heritage Community (JHC) dalam rangka HUT Jakarta yang ke-482. Acara ini bertajuk Wisata Kota Tua Gratis, Menelusuri sejarah dalam melestarikan Kota Tua Jakarta.

Acara dimulai di Taman Fatahillah, peserta dikelompokan sampai sekitar 20 orang per 1 tour guide. Tour pun dimulai di taman ini.

Taman yang terdapat di depan Museum Fatahillah ini zaman dahulu menjadi tempat sumber air dan tempat hukuman gantung.Konon, nama daerah Glodok bersumber dari suara sumber air yang ada di Taman Fatahillah yang berbunyi "gluduk-gluduk". Taman ini mengingatkan saya pada Taman di Athena tempat para filsuf Yunani mengolah pikir mereka. Selain itu terdapat juga 2 meriam Si Jagur menghiasi pemandangan taman ini. Meriam ini diangkut dari Malaka oleh VOC. Bentuk meriam ini "sangat menarik" (jika pembaca penasaran bisa melihat langsung kesana, hehe), di depannya terdapat sekepal tangan dengan gestur tertentu. Di atas meriam ini terdapat tulisan "Ex me ipsa renata sum" yang artinya Saya Lahir dari Diri Sendiri. Kalau saya boleh menafsirkan, mungkin tulisan tersebut ada hubungannya dengan proses pembuatannya. Meriam Si Jagur ini dibuat dari 16 meriam kecil yang dileburkan. Selain di taman Fatahillah, meriam ini juga terdapat di dalam Museum Fatahillah. Menurut tour guide, dimana ada meriam ini, pasti menjadi incaran pengunjung. Misalnya dulu meriam ini sempat disimpan di Jembatan Kota Intan sehingga Jembatan ramai dikunjungi. Sebagai strategi pengelola museum, meriam ini akhirnya disimpan juga di dalam Museum Fatahillah agar dengan fenomena tersebut museum mendapat banyak pemasukan ;).

Tour dilanjutkan dengan menyusuri daerah-daerah sekitar kota tua dan melihat gedung-gedung kuno yang menjadi pusat perniagaan maupun perbankan zaman Belanda dulu. Pertama yaitu melewati jalan Pintu Besar Utara, Escompto Bank, Jalan Bank. Yang menarik dari Escompto Bank yaitu terdapat 5 lambang yang menunjukan kepemilikan/cabang daerah. Untuk Batavia sendiri lambang diwakili oleh gambar seorang dewi. Escompto Bank ini merupakan cikal bakal dari Bank Niaga.

Selanjutnya, menyusuri jalan Kali Besar Barat. Di daerah sini, tercium bau yang memprihatinkan. Ya, terdapat kali yang kotor dan tak terurus. Dulu, kali ini menjadi tempat berlabuhnya kapal dan bahkan menjadi tempat pemandian wanita Belanda. Tapi kini, membayangkan dua hal tersebut sangatlah tidak mungkin. Kali dengan air hitam,hanya menjadi bahan polusi yang tak indah dipandang mata. Masyarakat sudah mengajukan kepada pemerintah untuk dilakukan pengerukan tetapi hal itu sampai kini belum terlaksana. Kedalaman kali ini hanya setinggi 5 meter tetapi lumpurnya sedalam 15 meter dan berujung ke Laut Jawa. Oleh karena itu, kali ini menjadi tempat strategis untuk tempat pertukaran perniagaan.

Selama melewati jalan Kali Besar ini, ditunjukan pula gedung-gedung yang ada di sekitarnya. Pertama yaitu Gedung Toko Merah. Gedung tersebut dahulu merupakan rumah Dinas Baron, VOC yang terkenal kejam dan tercatat melakukan pembantaian 500 orang lebih warga Tionghoa. Kemudian melewati Gedung Athena, Gedung Samudera Indonesia, Gedung Chartered Bank (sekarang Standard Chartered), Hotel Batavia, dll. Gedung-gedung tua di sekitar kali besar ini, masih digunakan sebagai pertokoan hingga tahun 1994. Setelah itu pertokoan berpindah ke Segitiga Mas.

Tour dilanjutkan menuju Jembatan Kota Intan, melewati Jalan Kopi yang merupakan jalan pintas menuju tempat dinas yang jika dibahasa-Inggriskan bermakna Unrest (tak pernah istirahat). Jembatan Kota Intan berwarna merah dan bentuknya seperti gerbang yang dapat terbuka. Dahulu, jika ada kapal yang melewati jembatan ini, maka Jembatan akan dibuka. Jembatan ini berulang kali berubah nama hingga akhirnya menjadi jembatan Kota Intan.

Tempat terakhir yang dikunjungi yaitu Gedung Cipta Niaga. Gedung tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dan bahkan hampir roboh. Padahal, dulu tempat tersebut merupakan pusat perniagaan. Sekarang, karena kondisi tempatnya yang cukup mengerikan, maka dimanfaatkan oleh sineas untuk pembuatan film horor (kuntilanak). Namun, menurut informasi pembuatan film tersebut malah membuat kondisi gedung lebih buruk lagi (dengan pemasangan properti film dsb.). Bagian gedung lantai 3, kondisinya lebih mengkhawatirkan lagi karena banyak oknum yang tidak bertanggung jawab mencuri kayu jati yang menjadi pondasi bangunan untuk dijual dengan harga murah. Padahal kayu jati tersebut bernilai historis dan seharusnya berharga ribuan dolar. Sebenarnya pemilik gedung (pihak swasta) ingin melakukan pemugaran terhadap bangunan ini, tetapi terbentur aturan pemerintah mengenai pelestarian gedung/bangunan bersejarah. Diharapkan Kedua belah pihak bisa sama-sama bijak dalam melestarikan bangunan-bangunan bersejarah ini.

Friday, June 19, 2009

Mencegah amputasi luka yang membusuk pada Diabetes

Luka membusuk pada penderita diabetes seringkali harus dilakukan amputasi karena luka tersebut akan merembet ke bagian tubuh lain.
Berikut ini saran agar terhindar dari kejadian di atas :

- Jaga gula darah tetap normal dengan cara-cara sesuai yang diajarkan dokter, yakni mengontrol makan, berolahraga, dan minum obat.

- Jaga berat badan ideal. Terlalu gemuk akan meningkatkan risiko lipatan-lipatan tubuh lembab, menjadi sarang kuman, dan mengalami lecet akibat gesekan.

- Hindari segala macam kemungkinan yang dapat menyebabkan tubuh mengalami luka. Perlu diingat, pada diabetesi, luka akan membawa risiko sulit sembuh dan membusuk.

- Hentikan kebiasaan berolahraga atau joging tanpa alas kaki karena akan meningkatkan risiko kaki mengalami perlukaan. Perlu diingat, bagian yang jauh dari jantung memiliki kemungkinan kebas karena aliran darah tidak cukup. Akibatnya, jika kaki tertusuk pasir, duri, paku, dan sebagainya, tidak akan terasa.

- Sebelum menggunakan sepatu, selalu pastikan bahwa di dalam sepatu benar-benar bersih dan aman, tidak terselip pasir atau sesuatu yang dapat menimbulkan luka.

- Perhatikan cara yang benar saat memotong kuku, baik kuku tangan, maupun kuku kaki supaya menghindari kemungkinan tertusuk.

- Jika terjadi perlukaan, segeralah berkonsultasi ke dokter ahli agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Sumber : Kompas, 18 Juni 09

80 Persen Ibu Membesarkan Anak Berdasarkan Naluri

Sekitar 80 persen ibu di Indonesia membesarkan anaknya hanya berdasarkan naluri. Selain mengandalkan pengetahuannya, ibu-ibu di Indonesia juga mendapatkan informasi yang diturunkan oleh ibunya, yang mungkin saja keliru.

Menurut pakar kesehatan, dr Handrawan Nadesul, sebagian besar ibu-ibu di Indonesia masih minim pengetahuan tentang pola hidup sehat. Padahal, peran ibu sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa. "Generasi penerus yang harusnya cerdas jadi bodoh karena ketidaktahuan ibu," tandasnya.

Kurangnya pengetahuan wanita Indonesia tersebut, menurut Handrawan, antara lain disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah dan akses informasi yang kurang. "Banyak yang tidak pernah membaca koran atau majalah. Paling hanya nonton televisi yang faktanya lebih banyak berisi pembodohan," tambahnya lagi.

Peran tenaga kesehatan di daerah pedesaan yang masih minim juga dinilai Handrawan menyebabkan rendahnya pengetahuan para ibu. "Seharusnya sejak gadis remaja mereka sudah dibekali informasi tentang pengetahuan seks, menyiapkan kehamilan, hingga cara merawat dan membesarkan bayi," paparnya.

Kesenjangan informasi tersebut menyebabkan hingga saat ini Indonesia masih menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara dalam angka kematian ibu dan bayi. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi juga masih buruk.

Menurut data Departemen Kesehatan, banyak bayi di pelosok Nusa Tenggara Barat yang lahir dengan bibir sumbing atau tempurung otak yang tidak sempurna karena mereka tidak pernah mengonsumsi asam folat selama hamil. "Mereka tidak pernah diberitahu manfaat asam folat, dan sebenarnya tugas siapa untuk memberitahu?" kata Handrawan.

Karena itu, Handrawan menyatakan pentingnya intervensi terhadap para ibu, salah satunya dengan "sekolah" calon ibu, yakni semacam kursus untuk mendidik para wanita mengenai kesehatan dan perilaku hidup sehat, khususnya mereka yang belum tersentuh media. "Para calon ibu perlu diberdayakan agar mereka punya bekal yang cukup dalam menjalankan perannya sebagai ibu, yakni penentu masa depan bangsa," katanya.

Sumber : Kompas, 16 juni 09

Hoho, jadi semakin termotivasi untuk kuliah lagi di public health...
Ilmu dan teori tentang kesehatan tentu sudah ada dan sedang berkembang, tetapi sayang sekali jika urusan penginformasiaannya masih kurang. So mari terus berbagi informasi!

Thursday, June 18, 2009

Apotek tanpa Apoteker

Dalam dunia kesehatan, apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian mencakup hal-hal yang luas tergantung pada dimana seorang apoteker menjalankan profesinya. Namun, inti dari pekerjaan kefarmasian adalah pelaksanaan “Pharmaceutical Care”, yaitu tanggung jawab farmako-terapi dari seorang farmasis untuk mencapai dampak tertentu dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Salah satu tempat dimana Pharmaceutical Care dapat diimplementasikan adalah apotek.


Apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Kegiatan bisnis yang dilakukan dalam apotek memberikan ciri khusus yang sangat berbeda dibandingkan usaha bentuk lain, walaupun tujuan akhir sama-sama untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Perbedaan yang nyata tidak hanya terlihat dari kekhususan barang yang diperjualbelikan (obat-obatan, perbekalan farmasi, atau alat kesehatan lainnya), tetapi juga dari segi persyaratan sahnya penjualan, besarnya resiko penggunaan barang yang tidak tepat, aturan pemakaian, dan perbedaan dalam hal standar maksimal harga penjualan. Dari segi harga, suatu apotek tidak mengenal strategi penjualan seperti barang dagang lain yang mengenal naik turunnya harga, tergantung pada kondisi pasar pada saat tertentu, sehingga istilah-istilah pemberian diskon, hadiah bagi pembelian produk tertentu dengan jumlah tertentu, sayembara berhadiah, dan lain-lain tidak etis diterapkan dalam apotek.


Menurut peraturan yang ada, setiap apotek harus memiliki seorang apoteker yang berlisensi sebagai penanggung jawab apotek. Apoteker yang bekerja sebagai pengelola apotek difokuskan perannya kepada:

a. Menyediakan, menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang mutu dan keabsahannya terjamin
b. Melayani dan mengawasi peracikan dan penyerahan obat
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat, baik dengan resep dokter maupun penjualan bebas
d. Melaksanakan semua peraturan kefarmasian tentang apotek
e. Tidak terlibat konspirasi penjualan obat keras ke dokter praktek, toko obat, dan sarana lainnya yang tidak berhak
f. Melakukan kerjasama yang baik dengan apotek sekitarnya dalam rangka meningkatkan pelayanan pada pasien

Fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa banyak apoteker yang tidak berada di apotek seperti yang seharusnya. Padahal, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP 25), setiap hari seorang apoteker harus berada di apotek untuk melayani masyarakat dan bertanggung jawab atas semua kegiatan manajemen dan kefarmasian yang diselenggarakan di apotek. Selain itu, peraturan Departemen Kesehatan/Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Komunitas mengharuskan adanya dua apoteker jika apotek melayani masyarakat lebih dari 8 jam dan tiga apoteker jika apotek melayani masyarakat 24 jam.


Diduga hampir 99% apotek di Indonesia tetap buka dan menerima pelanggan walaupun apotekernya tidak di tempat. Penelitian serupa yang dilakukan oleh para apoteker di UI menunjukkan bahwa sekitar 90% apotek yang mereka survey, apotekernya tidak ada di tempat. Ketua Umum Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), periode lalu menuturkan bahwa apotek di Indonesia belum menjadi suatu sistem sehingga apotek menjadi sekedar tempat jual beli obat. Menurutnya, apoteker hanya sebagai prasyarat berdirinya suatu apotek. Sementara dalam praktiknya, tidak semua apotek memiliki apoteker.


Sebagian besar apoteker yang bertugas di apotek memperlakukan tugasnya di apotek sebagai kerja sampingan dan mengunjungi apotek satu-dua minggu sekali. Mereka umumnya mempunyai pekerjaan tetap lain di perguruan tinggi, industri, pemerintahan atau lembaga-lembaga lain. Alasan lain mengapa seorang apoteker jarang berada di apoteknya adalah karena mereka lemah jika dihadapkan dengan PSA, Pemilik Sarana Apotek/pengusaha. Kompensasi administrasi berupa gaji biasanya rendah dan hal ini membuat motivasi apoteker menurun. Ada pula pengusaha yang berorientasikan bisnis sehingga seringkali fungsi apoteker dalam menentukan obat mana yang diperlukan sesuai resep tidak dibutuhkan. Tujuannya adalah keuntungan sebesar-besarnya, sehingga terdapat kasus dimana obat keras yang dibeli tanpa resep dokter pun diberikan. Sebuah sumber menyatakan berkurangnya peran apoteker tersebut diakui terjadi sejak preparat/sediaan obat dipabrikasi, sehingga peran apoteker sebagai peracik obat tidak lagi merupakan suatu keharusan. Peran apoteker di apotek malah lebih banyak dilakukan oleh asisten apoteker. Kurang siapnya apoteker, terutama apoteker baru dalam mempersiapkan bekalnya untuk bekerja di apotek juga merupakan penyebab masalah ini.


Apoteker sebagai peran sentral yang bertanggung jawab penuh dalam memberikan informasi obat kepada masyarakat belum melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga menimbulkan citra yang kurang baik bagi profesi apoteker itu sendiri. Seharusnya di setiap apotek yang buka, ada apoteker yang bertugas dan merupakan hak konsumen untuk mendapatkan pelayanan kefarmasian secara langsung dari apoteker. . Ketidakhadiran seorang apoteker memberikan dampak bagi keberlangsungan pelayanan terhadap masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi pasien sebagai pihak yang lemah. Pasien tidak mendapat informasi lengkap tentang khasiat obat yang ditebusnya dari apotek kecuali penjelasan singkat tentang aturan pakai dari pelayan apotek tersebut, sementara untuk menebus obat itu pasien harus mengeluarkan biaya mahal. Dampak lain dari masalah ini adalah perbedaan mendasar dari apotek dan toko obat semakin tidak transparan. Sosok apoteker sebagai orang yang bertanggung jawab penuh dan sekaligus pembeda nyata dengan toko obat yang menurut peraturan tidak harus memiliki apoteker, semakin tidak jelas kedudukan spesifiknya.


Di sisi lain pasien seringkali terkecoh dengan penjelasan dari pelayan apotek bahwa obat tertentu di resep tersebut habis dan bisa digantikan dengan obat merek lain dengan khasiat yang sama. Bagi pasien yang tak ingin repot, tawaran ini menjadi alternatif pilihan. Padahal, mengganti resep obat tidak dibenarkan. Seperti yang ditegaskan dr Marius Widjajarta, SE, seorang apoteker apalagi seorang pelayan apotek tidak berhak membujuk pasien untuk mengubah resep dokter tanpa persetujuan dokter yang bersangkutan. Seharusnya apoteker berkomunikasi dengan dokter mengenai resep yang diberikan untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien. Apalagi jika dalam resep terdapat keraguan terhadap obat yang diberikan, misalnya ada kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat. Maka, konsultasi dibutuhkan supaya tidak terjadi kesalahan pemberian obat yang berakibat fatal terhadap keselamatan pasien.


Pemerintah belum memiliki standar farmasi yang jelas. Padahal standar itu sangat penting untuk menegaskan posisi farmasis atau apoteker dalam pengelolaan obat. Merupakan kewenangan pemerintah dalam membuat sistem yang tepat untuk memposisikan apoteker tersebut sesuai profesinya. Pemerintah perlu melakukan sebuah keputusan yang tegas apakah apoteker ditempatkan dalam masyarakat, rumah sakit atau apotek tersendiri. Di luar negeri semuanya sudah diatur dengan jelas dalam sistem tertentu. Pemerintah yang membuat keputusan dan sistem, mereka pulalah yang menjalankan kewenangan itu. Dengan adanya sistem tersebut maka tergambarkan di posisi mana apoteker itu. Apabila terjadi hal-hal diluar sistem tersebut, pemerintah bisa melakukan tindakan tertentu kepada apoteker sesuai dengan peraturan yang dibuat. Saat ini hal itu belum ada.


Untuk menjalankan sistem itu, dalam struktur pemerintahan (Depkes) perlu ada direktorat khusus yang mengatur masalah pelayanan obat. Tujuannya adalah sebagai pelaksana kewenangan yang sudah dibuatkan sistemnya. Karena itu pemerintahlah yang mengatur pelaksanaannya. Pemerintah tak perlu menilai komoditi obat mana yang ditangani apoteker, karena semua obat itu dikelola oleh apoteker.


Dengan standar kompetensi farmasis tersebut, para apoteker mengatur diri sendiri. Standar tersebut menjadi paduan bagi apoteker dalam menjalankan profesi dan tugasnya.


Pada Oktober 2004 Kefarmasian Departemen Kesehatan (DepKes) RI bersama ISFI sudah menyusun standar kefarmasian di apotek. Standar tersebut menyangkut beberapa program pemerintah tentang profesi apoteker dan fungsinya. Ada beberapa program yang siap diterapkan. Salah satunya meningkatkan fungsi apoteker di apotek. Ditekankan juga beberapa langkah untuk meningkatkan kesadaran bahwa apoteker itu sangat penting dalam memberikan konsultasi obat kepada masyarakat serta informasi menyeluruh tentang hal itu.


Solusi lain telah dituangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan bahwa apotek di Indonesia akan diakreditasi. Hal ini dimaksudkan agar seluruh apotek memiliki standar pelayanan kefarmasian.


Diimbau kepada masyarakat agar jangan membeli obat di apotek yang tidak ada apotekernya. Pasien merupakan salah satu komponen dari tim perawatan kesehatan, sehingga pasien harus aktif berdiskusi dengan apoteker mengenai obat-obatan yang dikonsumsinya. Jangan hanya menyerahkan segala sesuatunya kepada dokter atau apoteker. Sikap masyarakat yang demikian akan memaksa apoteker hadir setiap saat di apotek. Dengan demikian masyarakat memperoleh pelayanan yang komperehensif.


Walaupun sebenarnya apoteker harus berada di apotek sepanjang jam buka apotek, ada baiknya juga jika apoteker memiliki jam praktik seperti halnya dokter. Jam praktik akan memberikan peraturan yang jelas dan mengikat bagi apoteker mengenai presensinya di apotek. Jam praktik yang dimaksud diterapkan seperti shift, sebagai contoh, apotek A buka 24 jam dan memiliki 3 apoteker yang akan berada di apotek masing-masing 8 jam per hari secara bergiliran. Jika hal semacam ini diterapkan, akan selalu ada apoteker di apotek. Bila perlu, apoteker memiliki ruangan khusus sebagai tempat pasien untuk berkonsultasi.


Dr. Imono Argo Donatus SU, Apt mengatakan peran apoteker sangat penting dalam memberikan obat kepada pasien/konsumen. Tugas apoteker bukan lagi sekadar mengecek keabsahan resep, menghitung takaran, menimbang/mengukur bahan, meracik dan menyalurkan/menyerahkan obat kepada pasien/konsumen, sebagaimana selama ini terjadi. Pelayanan apoteker harus diperluas, seperti yang terjadi di Amerika Serikat, ke pelayanan farmasi sosial (social pharmacy) dengan cakupan populasi masyarakat yang lebih luas.


Seperti yang telah dijelaskan, inti dari pekerjaan kefarmasian adalah pelaksanaan Pharmaceutical Care. Hal ini dapat diimplementasikan melalui “Good Pharmacy Practise” atau Praktik Kefarmasian yang Baik. Aktifitas di apotek yang mencerminkan pelaksanaan Good Pharmacy Practice ini membutuhkan pelayanan yang profesional dari apoteker. Pelayanan yang profesional harus dilaksanakan dengan kemampuan dan disiplin yang tinggi, mengamalkan kode etik dan standar profesi, dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sikap perilaku profesionalisme yang didukung keinginan selalu berbuat benar, merupakan wujud realisasi yang menopang sistem mekanisme. Kode etik yang pada dasarnya adalah tatanan nilai etis dan moral yang berkaitan langsung dengan perilaku individu dalam suatu profesi, merupakan komitmen moral yang harus dihormati dan menjiwai perilaku, seluruh sikap dan tindakan profesionalnya. Jika semua apoteker berperan untuk meningkatkan pelayanannya dan mempunyai niat baik untuk memperbaiki situasi kefarmasian, maka harkat dan martabat apoteker bisa diraih kembali.


Sumber : Surya Online, Konsultasi Kesehatan dan Kefarmasian, Indonesian Pharmaceutical Watch,

Waspada Online, Harian Suara Pembaruan, Cybermed, Harian Republika, YanFar


Tuesday, June 16, 2009

Rambut Jagung , limbah yang bermanfaat

Mendengar tentang rambut jagung, menjadi hal yang sangat familiar untuk saya, secara tugas akhir kuliah kemarin mengambil topik bahan yang biasa hanya menjadi limbah tersebut. Berita terakhir yang dimuat di Kompas 16 Juni 09, menyebutkan bahwa rambut jagung ternyata memiliki potensi besar untuk meluruhkan batu empedu. Beberapa uji laboratorium telah menguatkan dugaan itu. Saya yang pernah meneliti bahan yang sama, cenderung setuju dengan hal tersebut, rambut jagung ini bermanfaat dalam alternatif penanganan obat yang berhubungan dengan ginjal.

Pengujian praklinis yang dilakukan oleh Maksimovic pada tahun 2004 menyebutkan bahwa rambut jagung (Maydis stigma) memiliki khasiat sebagai diuretik atau peluruh air seni pada tikus. Suatu penelitian juga menyebutkan bahwa ekstrak air rambut jagung (Maydis stigma) dengan dosis 76,2 mg/kg BB mempunyai potensi dalam penyembuhan gagal ginjal, terlihat dari efek penghambatan peningkatan kadar kreatinin dan nitrogen urea darah. Berdasarkan hasil tugas akhir yang saya lakukan, saya tambahkan bahwa ekstrak air rambut jagung pada dosis 76,2 mg/kg BB dapat meningkatkan pemulihan fungsi ginjal pada model tikus gagal ginjal kronis yang diinduksi oleh gentamisin dan piroksikam secara terus menerus. Masih diperlukan penelitian yang panjang untuk menjadikannya sebagai fitofarmaka yang dapat digunakan sebagai alternatif maupun komplemen penanganan gagal ginjal baik akut maupun kronis. Sejauh ini, para penderita gagal ginjal harus menjalani terapi dan pengobatan yang memerlukan biaya besar. Penanganannya terbatas pada dialisis yang sifatnya memperpanjang angka harapan hidup tapi tidak mengobati dan transplantasi ginjal. Sementara penggunaan obat-obatan untuk penanganan gagal ginjal masih relatif sedikit dan belum ada yang dapat mempercepat pemulihan fungsi ginjal serta memperbaiki angka kematian akibat gagal ginjal secara bermakna.

Mengenai kandungannya, rambut jagung mengandung saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit. Rambut jagung juga mengandung maysin, beta-karoten, beta-sitosterol, geraniol, hordenin, limonen, mentol, dan viteksin. Yang diduga bermanfaat sebagai peluruh batu empedu adalah flavonoid.

Secara tradisional pun, masyarakat sudah banyak yang mengkonsumsi rambut jagung dengan cara diminum dan diolah dengan cara pembuatan infus dengan air (merebus dengan air) untuk berbagai tujuan, seperti peluruh air seni dan penurun tekanan darah. Rambut jagung yang digunakan lebih baik yang masih segar dan ambil sebagian yang masih terbungkus pelepah jagung karena bagian dalam jauh lebih bersih dan diharapkan masih banyak mengandung zat yang bermanfaat.


Berikut cara-cara meramu rambut untuk keperluan meluruhkan batu empedu dan air seni:

- Peluruh batu empedu
30 gram rambut jagung direbus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, disaring airnya 2 kali lalu didinginkan. Diminum setelah dingin sehari sekali.
- Peluruh air seni (diuretik)
30-50 gram rambut jagung dan satu rimpang jahe ukuran sedang direbus dengan air secukupnya, dinginkan lalu saring.

Selain untuk alternatif pengobatan penyakit yang berhubungan dengan ginjal, rambut jagung juga digunakan masyarakat sebagai pereda panas dalam. Caranya yaitu 30-40 gram rambut jagung dan irisan daun pandan direbus dengan air secukupnya. Setelah dingin, disaring lalu diminum.