Kalau mau menguraikan alasan mengapa senang membaca, tentu bisa jadi uraian panjang. Membaca untuk saya sendiri seperti mengobrol atau berbicara, disitu ada proses pertukaran pikiran antara pembaca dengan isi tulisan maupun dengan penulisnya itu sendiri (mengobrol secara imajinatif tentunya, karena yang kita hadapi buku yang seolah-olah mati,hehe).
Selain itu, surat Al-Quran favorit saya adalah Surat Al-Alaq. Dan apa sih yang jadi awal kalimatnya? Yeap, Read! Iqra! Bacalah!. Maka membaca menurut saya adalah sesuatu yang Ilahiyah :).
Hmm dan membaca itu seperti teman (gapapa ya analog kata kerja dengan kata benda, hehe). Ketika sedang sepi atau menunggu atau sebutlah "ga ada kerjaan apa apa", at least kita pasti bisa membaca. Dan seperti kata saya tadi, kita jadi punya teman mengobrol bukan? Dan secara pribadi, membaca bisa jadi pelipur lara. Ada saat dimana saya sedih dan "down", pilihlah buku yang disukai, dan percaya atau tidak, it really works! to release the pain ;)
Membaca juga bisa menjadi sebuah proses aktualisasi diri. Karena dengan membaca ada proses pengembangan diri dan menjadi suatu kebutuhan yang penting. Bahkan bisa jadi membantu kita untuk menjadi diri sendiri .
Dan banyak orang yang bilang, membaca buku seperti membuka jendela dunia. Banyak pemandangan yang bisa kita lihat, tak jarang ditemukan inspirasi, membuat tidak tahu menjadi tahu, dan banyak kacamata yang bisa kita gunakan ;). Buat saya bisa juga lho membaca itu jadi terapi berempati, belajar melihat sesuatu pada sudut pandang ataupun posisi orang lain :D
Apapun alasannya, mari-mari membaca! :D
Nah di bawah ini ada artikel bagus, mungkin bagi yang tidak suka membaca atau tak punya motivasi untuk membaca, atau buat yang sayang otak dan ingin merawat amanat terindah untuk anak adam, bisa membaca artikel berikut ini. Memang sih mempertajam otak bisa dengan berbagai cara, tapi membaca saja sudah menjadi hal mudah dan menyenangkan bukan? :D
Malas Baca Berbuah Penyakit Lupa
Sumber Kompas Rabu, 7 April 2010
Otak sebagai pusat daya pikir memerlukan perawatan. Secara fisiologis, sel-sel otak bisa rusak dengan sendirinya seiring pertambahan usia. Fungsi otak bisa dipertahankan melalui berbagai cara, salah satunya dengan melatih otak lewat kegiatan membaca.
Menurut penjelasan dr Samino, ahli saraf dari RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, otak manusia sesungguhnya memiliki kapasitas daya ingat yang sangat besar. "Otak kita ibarat sebuah perpustakaan. Jika tidak kita isi dan gunakan, lama-lama akan rusak," katanya.
Kegiatan membaca tidak harus membaca buku yang tebal. Bacaan ringan, seperti majalah atau koran, membaca kitab suci, juga bisa melatih otak. "Kegiatan ini mudah dan bisa dilakukan di mana saja, tetapi punya manfaat besar. Itu sebabnya, orang dengan profesi tertentu, seperti guru atau wartawan, jarang yang menjadi pikun karena mereka rajin membaca," papar Samino.
Aktivitas mental lainnya, seperti mendengarkan musik, menari, menonton film, atau mengisi teka-teki silang juga disarankan untuk melatih ketajaman otak. Kegiatan melatih otak ini disarankan mulai dilakukan sejak usia pertengahan dua puluhan.
Penelitian menunjukkan, kegiatan belajar akan meningkatkan pertumbuhan koneksi tambahan antarneuron (sinaps) serta memperlambat timbulnya demensia. Para peneliti lain berpendapat, melanjutkan kuliah juga akan melatih keterampilan mengingat dan berpikir.
Selain itu, surat Al-Quran favorit saya adalah Surat Al-Alaq. Dan apa sih yang jadi awal kalimatnya? Yeap, Read! Iqra! Bacalah!. Maka membaca menurut saya adalah sesuatu yang Ilahiyah :).
Hmm dan membaca itu seperti teman (gapapa ya analog kata kerja dengan kata benda, hehe). Ketika sedang sepi atau menunggu atau sebutlah "ga ada kerjaan apa apa", at least kita pasti bisa membaca. Dan seperti kata saya tadi, kita jadi punya teman mengobrol bukan? Dan secara pribadi, membaca bisa jadi pelipur lara. Ada saat dimana saya sedih dan "down", pilihlah buku yang disukai, dan percaya atau tidak, it really works! to release the pain ;)
Membaca juga bisa menjadi sebuah proses aktualisasi diri. Karena dengan membaca ada proses pengembangan diri dan menjadi suatu kebutuhan yang penting. Bahkan bisa jadi membantu kita untuk menjadi diri sendiri .
Dan banyak orang yang bilang, membaca buku seperti membuka jendela dunia. Banyak pemandangan yang bisa kita lihat, tak jarang ditemukan inspirasi, membuat tidak tahu menjadi tahu, dan banyak kacamata yang bisa kita gunakan ;). Buat saya bisa juga lho membaca itu jadi terapi berempati, belajar melihat sesuatu pada sudut pandang ataupun posisi orang lain :D
Apapun alasannya, mari-mari membaca! :D
Nah di bawah ini ada artikel bagus, mungkin bagi yang tidak suka membaca atau tak punya motivasi untuk membaca, atau buat yang sayang otak dan ingin merawat amanat terindah untuk anak adam, bisa membaca artikel berikut ini. Memang sih mempertajam otak bisa dengan berbagai cara, tapi membaca saja sudah menjadi hal mudah dan menyenangkan bukan? :D
Malas Baca Berbuah Penyakit Lupa
Sumber Kompas Rabu, 7 April 2010
Otak sebagai pusat daya pikir memerlukan perawatan. Secara fisiologis, sel-sel otak bisa rusak dengan sendirinya seiring pertambahan usia. Fungsi otak bisa dipertahankan melalui berbagai cara, salah satunya dengan melatih otak lewat kegiatan membaca.
Menurut penjelasan dr Samino, ahli saraf dari RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, otak manusia sesungguhnya memiliki kapasitas daya ingat yang sangat besar. "Otak kita ibarat sebuah perpustakaan. Jika tidak kita isi dan gunakan, lama-lama akan rusak," katanya.
Kegiatan membaca tidak harus membaca buku yang tebal. Bacaan ringan, seperti majalah atau koran, membaca kitab suci, juga bisa melatih otak. "Kegiatan ini mudah dan bisa dilakukan di mana saja, tetapi punya manfaat besar. Itu sebabnya, orang dengan profesi tertentu, seperti guru atau wartawan, jarang yang menjadi pikun karena mereka rajin membaca," papar Samino.
Aktivitas mental lainnya, seperti mendengarkan musik, menari, menonton film, atau mengisi teka-teki silang juga disarankan untuk melatih ketajaman otak. Kegiatan melatih otak ini disarankan mulai dilakukan sejak usia pertengahan dua puluhan.
Penelitian menunjukkan, kegiatan belajar akan meningkatkan pertumbuhan koneksi tambahan antarneuron (sinaps) serta memperlambat timbulnya demensia. Para peneliti lain berpendapat, melanjutkan kuliah juga akan melatih keterampilan mengingat dan berpikir.
0 komentar:
Post a Comment