Friday, June 19, 2009

80 Persen Ibu Membesarkan Anak Berdasarkan Naluri

Sekitar 80 persen ibu di Indonesia membesarkan anaknya hanya berdasarkan naluri. Selain mengandalkan pengetahuannya, ibu-ibu di Indonesia juga mendapatkan informasi yang diturunkan oleh ibunya, yang mungkin saja keliru.

Menurut pakar kesehatan, dr Handrawan Nadesul, sebagian besar ibu-ibu di Indonesia masih minim pengetahuan tentang pola hidup sehat. Padahal, peran ibu sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa. "Generasi penerus yang harusnya cerdas jadi bodoh karena ketidaktahuan ibu," tandasnya.

Kurangnya pengetahuan wanita Indonesia tersebut, menurut Handrawan, antara lain disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah dan akses informasi yang kurang. "Banyak yang tidak pernah membaca koran atau majalah. Paling hanya nonton televisi yang faktanya lebih banyak berisi pembodohan," tambahnya lagi.

Peran tenaga kesehatan di daerah pedesaan yang masih minim juga dinilai Handrawan menyebabkan rendahnya pengetahuan para ibu. "Seharusnya sejak gadis remaja mereka sudah dibekali informasi tentang pengetahuan seks, menyiapkan kehamilan, hingga cara merawat dan membesarkan bayi," paparnya.

Kesenjangan informasi tersebut menyebabkan hingga saat ini Indonesia masih menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara dalam angka kematian ibu dan bayi. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi juga masih buruk.

Menurut data Departemen Kesehatan, banyak bayi di pelosok Nusa Tenggara Barat yang lahir dengan bibir sumbing atau tempurung otak yang tidak sempurna karena mereka tidak pernah mengonsumsi asam folat selama hamil. "Mereka tidak pernah diberitahu manfaat asam folat, dan sebenarnya tugas siapa untuk memberitahu?" kata Handrawan.

Karena itu, Handrawan menyatakan pentingnya intervensi terhadap para ibu, salah satunya dengan "sekolah" calon ibu, yakni semacam kursus untuk mendidik para wanita mengenai kesehatan dan perilaku hidup sehat, khususnya mereka yang belum tersentuh media. "Para calon ibu perlu diberdayakan agar mereka punya bekal yang cukup dalam menjalankan perannya sebagai ibu, yakni penentu masa depan bangsa," katanya.

Sumber : Kompas, 16 juni 09

Hoho, jadi semakin termotivasi untuk kuliah lagi di public health...
Ilmu dan teori tentang kesehatan tentu sudah ada dan sedang berkembang, tetapi sayang sekali jika urusan penginformasiaannya masih kurang. So mari terus berbagi informasi!

0 komentar: